Jumat 02 Jun 2017 18:58 WIB

Jatim Bertekad Jadi Destinasi Pariwisata Dunia

Panorama kawah Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur.
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Panorama kawah Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Provinsi Jawa Timur bertekad menjadi destinasi pariwisata tingkat dunia. Jatim memiliki potensi yang tersebar di seluruh wilayahnya sehingga berdampak pada perekonomian dan kesejahteraan masyarakatnya.

"38 kabupaten/kota di Jatim semuanya memiliki potensi pariwisata yang sangat layak dikunjungi," ujar Gubernur Jawa Timur Soekarwo di sela membacakan Nota Penjelasan Gubernur Jatim terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Jawa Timur tahun 2017 -2032 di Gedung DPRD Jatim di Surabaya, Jumat (2/6).

Menurut dia, pariwisata merupakan lokomotif pembangunan ekonomi di berbagai negara. Pariwisata memberikan devisa besar dari banyaknya wisatawan yang berkunjung dan berbelanja.

Selain itu, dia mengatakan, banyak bidang yang bisa digerakkan dari sektor pariwisata sehingga mampu menjadi industri besar dan sebagai sarana mencapai pembangunan berkelanjutan.

"Adanya pariwisata maka ekonomi dan kesejahteraan masyarakat setempat dipastikan ikut meningkat," kata Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo tersebut.

Dia melanjutkan banyaknya tempat wisata yang ditunjang sumber daya alam (SDA) memadai seharusnya Jatim bisa menjadi kekuatan pariwisata. Karena itu, perlu dilakukan pembangunan berkelanjutan yang menjadikan sektor pariwisata sebagai priorotas. 

Pembagunan berkelanjutan ini harus disertai perencanaan yang baik. "Tentu saja Pemprov Jatim segera berbenah agar bisa bersaing dengan wilayah lain. Yang jelas, potensi wisata di Jatim sangat luar biasa," ucap mantan Sekdaprov Jatim tersebut.

Agar bisa menjadi destinasi pariwisata terkemuka di dunia, ia menegaskan Jatim akan mengembangkan berbagai hal. Di antaranya, menciptakan destinasi wisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, berwawasan lingkungan dan bisa meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat.

Tak itu saja, pemasaran pariwisata yang bisa meningkatkan kunjungan wisatawan mancangara dan nusantara juga tak boleh terhenti. Di sisi lain, bidang industri juga harus diperhatikan. 

"Yakni, harus berdaya saing, kredibel, berkelanjutan dan wajib memperhatikan kelestarian budaya dan lingkungan. Karena itu butuh dukungan berbagai pihak," ujar Pakde Karwo.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement