Selasa 06 Jun 2017 08:22 WIB

Megawati Ingatkan Pentingnya Persatuan

Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri

REPUBLIKA.CO.ID,BLITAR -- Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri mengingatkan pentingnya menjaga persatuan agar tidak mudah dipecah belah oleh pihak lain.

"Saya kasih intruksi datang ke makam Bung Karno, kita di situ silaturahim pererat persaudaraan, perjuangkan seluruh nasib bangsa, bersatu kita padu, bercerai kita runtuh," katanya saat memberikan pidato di hadapan ribuan kader PDIP dalam peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni di areal makam mantan Presiden Soekarno, Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur, Senin malam (5/6).

Ia pun mengaku heran, dari buku sejarah yang dibacanya, Indonesia dijajah hingga 350 tahun. Padahal, jika dipikir banyak perlawanan dari berbagai daerah, Aceh sampai Merauke, tapi selalu gagal. Ia kemudian sadar, ternyata pemicu gagalnya itu karena mudah dipecah belah. Hal itu juga pernah dikatakan oleh Bung Karno terkait siasat politik penjajah Devide et empera.

Bung Karno, kata dia, menggelorakan suaranya yang akhirnya bisa membuat sumpah pemuda dan dari situ baru merasa Bhineka Tunggal Ika, beragama tapi satu juga. Dengan itu, Indonesia akirnya bisa memproklamasikan kemerdekaan. Ia justru prihatin saat ini terdapat ulah segolongan masyarakat yang cara berpikirnya sempit. Kelompok tersebut merasa seakan-akan mempunyai Tanah Air tercinta ini.

"Saya lihat seperti itu, bagaimana meraka tidak mau berpikir dengan baik, padahal di wilayah yang disebut Timur Tengah itu sampai hari ini masih porak-poranda, belum bisa dicapai perdamaian kembali, apakah itu bukan contoh yang buruk, padahal jika kita lihat di sana, bagian terbesarnya yang berkelahi saling bunuh membunuh itu umat Islam," katanya menjelaskan.

Ia pun menegaskan, dengan berkaca pada yang terjadi di Timur Tengah tidak akan datang kesejahteraan, kemakmuran. Padahal, agama selalu mengajarkan pada umatnya perdamaian, cinta kasih, persaudaraan, termasuk mereka yang beragama Islam. Ia juga sangat berharap seluruh masyarakat menjadi lebih solid. Mereka haruslah merasa menjadi satu keluarga besar yang penuh dengan kasih sayang, gotong royong.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement