REPUBLIKA.CO.ID, Al Hakim At Tirmidzi dalam kitabnya Bayan al-Farq menjelaskan bagian lain dari qalb ialah fuad. Fungsi fuad adalah sebagai intuisi yang mampu membaca. Sedangkan, qalb menerima respons dari pembacaan tersebut.
“Bila kedua hal itu bertemu maka ia akan memperoleh hakikat iman. Apabila fungsi fuad ini tak berjalan dengan baik maka ia tak akan memberikan manfaat apa pun bagi qalb. Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang maka barang siapa melihat (kebenaran itu) maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri.” (QS al- An’am [6] : 104).
Baik qalb maupun fuad terkadang diungkapkan dan disandingkan dengan kata bashar. Karena, kedua hal itu adalah tempat dan media melihat. Allah mempergantikan malam dan siang. “Sesungguhnya, pada yang demikian itu terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan.” (QS An Nur [24] :44).
Orang-orang yang mempunyai penglihatan adalah mereka yang bisa merenungkan dengan baik dan melihat di balik fisik sebuah benda dan makhluk hidup, ada kuasa dan sentuhan Allah di sana. Merekalah para pemilik fuad dan qalb.
Tetapi, konteks penggunaan kata fuad lebih dalam ketimbang qalb. Meskipun secara makna tekstual keduanya berdekatan, sama halnya dengan kata rahman dan rahim.
Penjaga qalb adalah Allah dengan sifat rahman-Nya. Karena, qalb adalah sumber iman dan seorang Mukmin menyerahkan keabsahan imannya pada Rahman. Sedangkan, penjaga fuad adalah Allah dengan sifat Rahim-Nya.