REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelapor Khusus PBB untuk Situasi HAM Palestina, Makarim Wibisono mengatakan, banyak warga Palestina yang hingga kini merasakan belum ada perubahan berarti bagi mereka dalam menghadapi situasi konflik dengan Israel. Kekejaman dari hari ke hari terus dirasakan di wilayah pendudukan Israel atas Palestina, yaitu Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza.
Di tiga wilayah ini, Israel kerap menggunakan kekuatan berlebihan dalam menghadapi warga Palestina. Selama ini, pemberitaan mengenai tindakan keras pasukan Israel, termasuk kepada anak-anak Palestina bukanlah hal yang baru untuk didengar.
Salah satu yang Makarim ketahui adalah tindakan pasukan Israel terhadap seorang ibu di Yerusalem Timur. Saat itu, ia yang sedang berada di dekat wilayah perbatasan disebut membawa pisau. Dengan cepat, ia ditembak di bagian kaki.
Setelah terjatuh, ibu itu nampaknya mencoba menjelaskan alasan membawa pisau. Ia menekankan tidak bermaksud melakukan serangan maupun tindakan berbahaya terhadap pasukan Israel.
"Tetapi apa yang dilakukan pasukan Israel terhadap ibu yang sudah tidak berdaya itu adalah menembak di bagian kepala. Ini adalah kekerasan berlebihan yang merupakan pelanggaran hukum humaniter," ujar Makarim dalam acara kampanye global mengakhiri pelanggaran HAM 50 Tahun Israel atas Palestina di Jakarta, Rabu (7/6).
Setidaknya, 243 warga Palestina telah tewas akibat tindakan polisi maupun pasukan keamanan Israel di wilayah perbatasan dan pendudukan sejak Oktober 2015, lalu. Selama ini, Israel mengatakan tindakan itu diperlukan karena diantara korban telah mencoba untuk melakukan serangan berbahaya.
Otoritas Palestina mengatakan, Israel telah menggunakan kekuatan berlebihan terhadap warganya yang dituding sebagai penyerang. Bagaimanapun, kondisi warga yang disebut sebagai pelaku serangan dinilai tidak membahayakan petugas keamanan yang bersenjatakan lengkap.