REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Qatar menolak tuduhan mendukung organisasi dan individu yang masuk daftar hitam empat negara Teluk Arab. “Kami memiliki tanda tanya besar tentang masa depan GCC,” kata Menteri Luar Negeri Qatar, menurut Aljazirah, Jumat (9/6).
“Pernyataan yang dikeluarkan oleh Kerajaan Arab Saudi, Bahrain, Mesir, dan UEA mengenai daftar pengawasan sekali lagi memperkuat tuduhan tak berdasar yang sebenarnya tidak memiliki landasan,” ujar pemerintah Qatar.
Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), dan Mesir menerbitkan 59 orang dan 12 organisai yang memiliki hubungan dengan Qatar pada Kamis (8/6). Semua daftar itu memiliki hubungan dengan terorisme.
Dari daftar tersebut, salah satu imam Muslim yang paling menonjol di Timur Tengah, Yusuf Al-Qardawi, termasuk dalam daftar. Selain itu organisasi amal yang didanai Qatar juga dimasukkan ke dalam daftar organisasi yang dianggap terkait dengan teroris.
Sementara itu organisasi independen Hak Asasi Manusia Arab yang bermarkas di Inggris (AOHR) mengeluarkan sebuah pernyataan pengecaman terhadap daftar yang dikeluarkan empat negara Arab itu. AQHR menyebutkan pembuatan daftar itu sewenang-wenang.
“Daftar itu jelas dibuat sewenang-wenang, untuk melayani agenda politik, tanpa bergantung pada bukti atau otoritas pengadilan yang tidak memihak,” tulis organisasi tersebut dalam sebuah pernyataan resmi.
“Definisi hukum dan kejahatan terorisme yang tepat perlu ditentukan oleh otoritas kehakiman yang netral, yang tidak tersedia di negara-negara ini (Arab Saudi, Mesir, UEA, dan Bahrain).”
Baca juga, Empat Negara Ini Putuskan Hubungan dengan Qatar, Mengapa.