Ahad 11 Jun 2017 13:25 WIB

Jaksa Cabut Banding, Kuasa Hukum: Ahok Memilih Mengalah

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Nur Aini
Terdakwa kasus dugaan penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama
Foto: Raisan Al Farisi/Republika
Terdakwa kasus dugaan penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kuasa hukum Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Teguh Samudera menegaskan bahwa kliennya menghormati keputusan Jaksa Agung yang mencabut bandingnya pada Selasa (6/6) lalu.

"Secara yuridis dengan dicabutnya banding oleh terdakwa dan jaksa, maka putusan hukum tersebut berkekuatan hukum pasti, sudah inkrah," ujar Teguh dihubungi Republika.co.id, Ahad (11/6)

Teguh mengatakan meskipun sebenarnya Basuki Tjahaja Purnama (BTP) tidak merasa menistakan agama dan merasa hukumannya tidak adil, tetapi Ahok lebih memilih untuk mengalah.

"Jiwa kesatrianya, jiwa kepahlawanannya dan kekonsistenannya dalam bersikap mau mengorbankan diri melaksanakan isi putusan, walaupun putusan itu oleh BTP dinilai tidak adil karena proses perkaranya diawali dan selalu adanya tekanan dari massa," kata Teguh.

Teguh mengatakan, setelah mengalami kekalahan di Pilkada lalu dan kemudian di pengadilan juga kalah, jiwa Ahok justru merasa menang. "Keyakinannya merasa menang. Bukan kalah, tetapi Pak BTP mengalah dengan kesadaran penuh, pertimbangannya adalah demi kepentingan yang lebih besar yaitu kehidupan berbangsa dan bernegara yang kondusif, damai, supaya republik ini dalam masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo pembangunan berjalan terus, dan rakyat sejahtera," kata Teguh. Sehingga menurut Teguh, biarkan secara pribadi Ahok ada di dalam penjara untuk menjalankan apa yang sudah diputuskan dalam pengadilan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement