Ahad 18 Jun 2017 17:59 WIB

Gubernur NTB: Islam Tegas Menentang Radikalisme

Rep: Erik Iskandarsjah/ Red: Yusuf Assidiq
Dialog Nasional dengan tema ‘Radikalisme, Korupsi, dan Pancasila’.
Foto: Erik Iskandarsjah
Dialog Nasional dengan tema ‘Radikalisme, Korupsi, dan Pancasila’.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Paham radikal yang kerap melakukan aksi baik di luar negeri maupun di Indonesia kerap dikaitkan dengan agama Islam. Padahal, sejatinya, hal itu belum tentu benar.

"Islam adalah agama yang paling tidak kondusif untuk radikalisme," kata Gubernur Nusa Tenggara Barat, TGH Muhammad Zainul Majdi, dalam Dialog Nasional dengan tema ‘Radikalisme, Korupsi, dan Pancasila’ di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Sabtu (17/6).

Karena, ia menyatakan, terdapat beberapa prinsip dalam agama Islam yang secara tegas menentang radikalisme. Pertama, Islam sangat eksplisit dalam mengajarkan untuk menghargai seluruh agama yang ada di dunia. "Lakum dinukum waliyadin. Selesai," ujarnya.

Potongan ayat keenam dalam surat Al-Kafiiruun yang artinya ’Untukmu agamamu, untuku agamaku’ itu menurutnya sangat lugas menegaskan bahwa Islam sangat menghargai seluruh agama. Inilah yang menunjukkan bahwa Islam sangat bertolak belakang dengan paham radikalisme.

Kedua, lanjut dia, Islam juga secara eksplisit mengajarkan untuk menghormati seluruh budaya yang ada di masyatakat. "Islam tidak mengajarkan untuk membeda-bedakan suku atau warna kulit," kata dia.

Selain itu, Islam juga sangat memuliakan seluruh umat manusia. Dari ketiga prinsip itu, karena Islam sangat mengutakan hubungan ketuhanan dan kemanusiaan, maka ia menilai bahwa Islam adalah agama yang paling tidak cocok untuk berkembangnya paham radikalisme.

Meskipun, ia juga menyadari bahwa radikalisme adalah suatu hal yang terdengar sederhana namun sebenarnya merupalan suatu hal yang sangat kompleks. "Oleh karena itu, penyelesaian dan pendekatanya pun harus dilakukan secara hati-hati," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement