Ahad 18 Jun 2017 23:49 WIB

LKBN Antara Sesalkan Kekerasan Terhadap Wartawannya

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Dwi Murdaningsih
Demo wartawan menentang kekerasan, ilustrasi
Foto: Antara
Demo wartawan menentang kekerasan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor berita negara, LKBN ANTARA menyesalkan arogansi Kepolisian terhadap wartawan. Pemimpin Redaksi LKBN ANTARA Meidyatama Suryodiingrat mengatakan, akan melaporkan insiden pemukulan anggota Brigadir Mobil (Brimob) yang melakukan aksi kekerasan terhadap wartawan, Ricky Prayoga, saat bertugas di gelaran Indonesia Open 2017.

"Kami menyesalkan bahwa ada pihak-pihak yang masih menggunakan cara-cara kekerasan untuk menghapi wartawan yang menjalankan tugasnya," kata Meidyatama kepada wartawan di Jakarta, pada Ahad (18/6).

Kata dia, profesi wartawan, terang dilindungi oleh undang-undang. Dia mengatakan pihak manapun yang menghalangi pekerjaan pewarta, semestinya mendapatkan sanksi, bahkan hukuman. "Soal pelaporan, nanti kami (LKBN ANTARA) akan follow up (lanjutkan). Yang penting sekarang, kondisi wartawannya duluan," ujar dia.

Untuk yang kesekian kalinya, insiden kekerasan terhadap pekerja media terulang. Kali ini, wartawan LKBN ANTARA Ricky Prayoga, menjadi korban. Ricky, yang merupakan wartawan olahraga, menjadi korban kekerasan yang dilakukan sejumlah anggota Brimob saat gelaran Indonesia Open 2017 di JCC Jakarta, pada Ahad (18/6).

Menurut keterangan Ricky, peristiwa yang menimpanya terjadi sekitar pukul tiga sore hari, Ahad (18/6).  Ketika itu, dirinya memang bertugas resmi meliput pertandingan final Indonesia Open. Ricky, sebelum menuliskan hasil liputannya, mendadak harus melakukan transaksi di anjungan tunai madiri (ATM).

Dalam perjalanan ke ATM, Ricky berjalan di barisan para Sales Promotion Girl (SPG). Di dekat barisan tersebut, sejumlah personil Brimob, lengkap dengan senjata laras panjang, berjaga mengamankan lokasi gelaran. "Bapak-bapak (anggota Brimob) melihat saya yang hendak ke ATM," ujar Ricky.

Kata dia, seorang petugas bernama Adam, memelototinya. Ricky, mengaku tak risih dengan aksi melotot petugas tersebut. Akan tetapi, petugas tersebut, bukan cuma memelototi. Tapi, juga menguntit Ricky, sampai beberapa langkah di hadapannya. "Saya tanya, 'ada apa Pak?'," kata Ricky.

Namun, bukan malah jawaban yang didapat, Ricky malah kena damprat. "Petugas itu malah bilang, 'apa kau. kalau nggak mau dilihat jangan jadi manusia.'," sambung Ricky.

Tak paham degan maksud petugas Adam, Ricky mencoba menyambangi dan meminta penjelasan. Alih-alih mendapat penjelasan, wartawan yang biasa melakukan peliputan di Kementerian Pemuda dan Oahraga (Kemenpora) itu, malah dikerubungi oleh petugas lain.

"Ada tiga petugas lain yang mengerubungi saya," sambung Ricky. Tanpa aba-aba, empat petugas tersebut berusaha mengepung Ricky.

Dalam sebuah tayangan video yang berhasil direkam oleh pewarta lainnya, ada lebih dari empat petugas berseragam hitam-hitam yang mengerubungi Ricky. Dua petugas di antaranya, melakukan kontak fisik. Satu petugas, melakukan kekerasan dengan mencekik Ricky dengan pangkal lengan. Ricky mencoba melawan. Tapi, aksi petugas tak mambuatnya mampu.

Meidyatama melanjutkan, LKBN ANTARA akan meminta penjelasan dari Ricky terkait insiden tersebut. Kata dia, Ricky merupakan wartawan resmi yang ditugaskan meliput gelaran Indonesia Open. Jika pun wartawannya melakukan kesalahan, tak sepantasnya Kepolisian melakukan aksi serampangan dengan seragam yang dikenakan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement