REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah Latvia merdeka, tak sedikit Muslim meninggalkan Latvia dan pergi ke daerah etnis mereka. Orang Tatar semula berjumlah 3. 168 jiwa pada 1989. Namun, pada 2011, jumlah tersebut menyusut menja di 2. 164 jiwa.
Nasib sama juga menimpa komunitas Azer di Latvia. Semula entitas mereka berkisar 2. 765, tapi perlahan empat tahun kemu dian berkurang drastis, hingga separuh lebih. Berbeda dengan dua entitas sebelumnya, orang Chechen justru semakin bertambah sejak Perang Kemerdekaan Chechnya.
Saat ini, Latvia menjadi anggota Uni Eropa. Isu imigran belakangan semakin menguat. Muncul kekhawatiran masuknya imigran dari Turki dan negara Muslim lainnya. Padahal, mereka yang datang hanya mahasiswa asing. Sedangkan mereka yang menjadi imigran gelap telah ditahan.
Kehadiran Islam sebagai agama di Latvia sejauh ini masih tidak terlihat. Satu- satunya masjid hanya terletak di Jalan Brivibas 104, Riga. Pada 1902, sebuah orga ni sasi Muslim dibentuk dan mendapat pengakuan pemerintah. Komunitas tersebut dipimpin oleh Ibrahim Davido. Mereka juga meresmikan ruang shalat pertama.
Mayoritas Muslim yang tinggal di Latvia pada awal abad ke-20, dipaksa melayani tentara Rusia. Setelah mereka dibebaskan dari pelayanan, biasanya dikirim bekerja ke Moskow.
Selama pembentukan Uni Soviet dan terjadinya perang sipil, banyak pengungsi yang masuk ke Latvia, termasuk Muslim dari berbagai etnis. Namun baru diketahui Muslim Latvia merupakan orang Turki.
Pada 1928, Husnetdinov, imam Turki memim pin komunitas Muslim Riga di Latvia.