REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap anggota komplotan perampok yang menewaskan Davidson Tantono memiliki peran masing-masing. Aalah satu anggota kelompok perampok memiliki tugas khusus dalam membocorkan ban itu, yakni TP.
TP pun mengaku keahlian menggemboskan ban itu diperoleh dari kawannya yang merupakan pemimpin kelompok perampok ini. "Dari Safril," katanya singkat di Mapolda Metro Jaya, Rabu (21/6).
TP mengatakan, dia harus menunggu waktu khusus untuk melakukan aksinya. Salah satunya saat kendaraan target berhenti. Dia pun menggunakan sandal jepit untuk menempatkan paku yang digunakan untuk membocorkan ban.
"Di lampu merah pak, ketika macet kita pasang sendal tersebut. Paku itu ditaruh di sendal dilubangin. Dari bawah kita tancapkan paku terbuat dari payung ke bannya," kata TP menjelaskan.
Namun, menurut TP, hal itu hanya bisa dilakukan saat kendaraan berhenti. "Jadi pas macet saja pak taruh sendalnya, kalau jalan tidak bisa," kata TP melanjutkan.
Dalam aksi ini, dia mendapatkan informasi untuk beraksi dari Safri yang bertugas sebagai kapten. Setelah menerima informasi atau sasaran, dia pun mulai beraksi. Dia pun mengaku mendapat jatah belasan juta dari hasil merampok Davidson Tantono. "Saya dapat uang 14,2 juta, hasil rampok," kata dia.
Davidson Tantono dirampok dan ditembak usai mengambil sejumlah uang di sebuah Bank di Daan Mogot Jakarta Barat. Ban mobil Davidson digembosi terlebih dahulu oleh pelaku sebelum akhirnya Davidson ditembak saat hendak menambal ban mobilnya.
Polisi telah menangkap tujuh pelaku perampokan Davidson Tantono. Dua orang pelaku bahkan ditembak mati oleh polisi, yakni SFL dan IR. Lima lainnya, yakni DTK, M, TP, NFR dan RCL. Polisi menduga jumlah perampok 11 orang dan masih memburu empat lainnya.