Kamis 22 Jun 2017 02:02 WIB

Importir Minta Perpanjang Izin Impor Daging Sapi Meksiko

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nur Aini
  Pekerja sedang melakukan bongkar muatan daging sapi impor di gudang Bulog, Jakarta, beberapa waktu lalu. (Republika/Tahta Aidilla)
Pekerja sedang melakukan bongkar muatan daging sapi impor di gudang Bulog, Jakarta, beberapa waktu lalu. (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Izin impor daging sapi asal Meksiko telah dikeluarkan Kementerian Perdagangan. Namun hingga saat ini belum ada daging sapi asal Meksiko yang masuk ke tanah air.

"Importir minta perpanjang izin tapi sapinya tidak ada," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita, Rabu (21/6).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), prognosa produksi daging sapi di dalam negeri tahun ini tercatat sebesar 354.770 ton, sedangkan perkiraan kebutuhan daging sapi mencapai 604.968 ton. Itu artinya Indonesia masih bergantung pada impor untuk pemenuhan kebutuhan daging dalam negeri sebanyak 30-40 persen.

"Secara umum memang kita masih mengandalkan pasokan impor untuk menutupi kebutuhan daging sapi di kota-kota besar terutama untuk wilayah Jabodetabek," katanya.

Pemenuhan melalui impor dilakukan baik dalam bentuk impor sapi bakalan maupun daging. Kendati demikian, Presiden Joko Widodo telah mencanangkan program swasembada daging sapi/kerbau pada 2026.

Ketut menjelaskan, saat ini industri sapi dan daging sapi masih Iebih berkembang ke arah hilir terutama ke bisnis penggemukan dan impor daging. Untuk itu, dalam jangka menengah dan panjang Pemerintah mendorong industri peternakan sapi dan kerbau lebih ke arah hulu yaitu ke arah pembibitan dan pengembangbiakan.

Kementan juga berupaya melakukan percepatan peningkatan populasi sapi di tingkat peternak melalui Upaya Khusus Sapi lndukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) dengan target 4 juta ekor akseptor dan 3 juta ekor sapi bunting.

Sesuai dengan Permentan Nomor 48 Tahun 2016, perbaikan sistem manajemen reproduksi pada UPSUS SIWAB dilakukan melalui pemeriksaan status reproduksi dan gangguan reproduksi, pelayanan Inseminasi Buatan (IB) dan kawin alam, pemenuhan semen beku dan N2 cair, pengendalian betina produktif dan pemenuhan hijauan pakan ternak dan konsentrat dengan anggaran senilai Rp 1,1 triliun.

Hingga saat ini realisasi IB sebesar 1.544.525 ekor dari target 4 juta. Itu artinya baru tercapai 38,35 persen. Sementara itu per 19 Juni 2017, sebanyak 563.987 ekor sapi bunting dan 380.370 ekor sapi lahir.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement