Jumat 23 Jun 2017 02:35 WIB

Ancam Bekukan Anggaran KPK-Polri, DPR Disebut Kekanakan

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ani Nursalikah
Gedung baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A.
Gedung baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat hukum pidana dari Universitas Trisakti Abdul Fickar Hadjar menilai, ancaman yang dilayangkan DPR RI untuk membekukan anggaran KPK-Polri merupakan perbuatan kekanak-kanakan. Cara tersebut juga merupakan bentuk arogansi, karena DPR RI mengelola negara dengan cara senaknya sendiri.

"Dengan ancaman-ancaman yang dilakukan  merupakan perbuatan kekanak-kanakkan, mengelola negara demgan cara-cara yang seenaknya," kata Fickar saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (22/6).
 
Tak hanya itu, menurut Fickar, ancaman yang dilayangkan juga sama sekali tidak menunjukan sikap kenegarawanan para anggota dewan. Ancaman tersebut malah menunjukan para anggota dewan itu sebagai politikus recehan yang selalu menggunakan kekuasaan untuk kepentingan diri sendiri.
 
"Dan ini (ancaman pembekuan anggaran KPK-Polri) menggambarkan bahwa para anggota DPR itu bukan negarawan, melainkan politikus recehan yang selalu menggunakan kekuasaan untuk kepentingan dirinya," terang Fickar.
 
Sebelumnya, Pansus Hak Angket KPK di DPR bereaksi keras atas pernyataan Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang menolak menjemput paksa Miryam S Haryani. Anggota Pansus Hak Angket KPK, Muhammad Misbakhun menyarankan DPR untuk membekukan anggaran KPK-Polri untuk 2018.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement