REPUBLIKA.CO.ID, MARAWI -- Relawan sipil dan anggota Front Pembebasan Islam Moro (MILF) memanfaatkan gencatan senjata delapan jam pada Ahad (25/6) untuk menyelamatkan warga yang terjebak di zona perang di Kota Marawi, Filipina.
Relawan berhasil mengeluarkan lima orang dari wilayah pertempuran, termasuk seorang bayi perempuan.
Dilansir dari Inquirer, relawan berusaha menyelamatkan warga keenam tetapi gagal. Pria berusia 74 tahun yang hendak diselamatkan telah meninggal sebelum tim penyelamat tiba.
Pria berusia lanjut, yang diidentifikasi bernama Hassan Ali, menderita stroke beberapa minggu yang lalu. Tidak diketahui kapan tepatnya Ali meninggal.
Militer Filipina melakukan gencatan sepihak pada Ahad mulai pukul 06.00 sampai 14.00 waktu setempat untuk menghormati Muslim merayakan Idul Fitri 1438 Hijriah. Selama delapan jam, suasana Kota Marawi hening tanpa suara tembakan dan bom dari serangan udara.
Asisten Sekretaris Perdamaian Dickson Hermoso mengatakan tim penyelamat mempertaruhkan nyawa mereka dan mengeluarkan warga sipil yang terperangkap di tengah tembakan.
"Salah satu anggota penyelamat hampir terluka. Sebuah peluru menembus celananya," kata Hermoso.
Dia menambahkan, operasi penyelamatan akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan, tergantung situasinya.
Juru bicara Divisi Infanteri 1 Angkatan Darat Letnan Kolonel Jo-ar Herrera mengatakan setidaknya 100 warga sipil terjebak di wilayah pertempuran. Angka tersebut termasuk warga yang disandera oleh kelompok bersenjata Maute.
Dia mengatakan gencatan senjata juga dimaksudkan untuk menyelamatkan lebih banyak warga yang terperangkap. Setelah gencatan senjata berakhir pada pukul 14.00 waktu setempat, bunyi peluru yang dilepaskan dari senapan otomatis dan senapan mesin serta ledakan mortir kembali terdengar.
Seorang perwira militer mengatakan kelompok militan Maute Maute mulai menyerang militer Filipina tidak lama setelah gencatan senjata berakhir.