REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik, Hukum dan HAM (Kemenko Polhukam) Wiranto mengaitkan teror-teror terhadap kepolisian dengan serangan lone wolf atau teroris yang bergerak di luar jaringan.
Menurut Wiranto, lone wolf bergerak karena pengaruh internet. Dia menyebut saat ini tindakan teror terus mengglobal.
"Di Indonesia juga terjadi beberapa kejadian yang dilakukan oleh lone wolf. Bukan terencana tapi dilaksanakan oleh orang-orang yang terjebak oleh pengaruh internet," kata Wiranto di Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (3/7).
Wiranto mengatakan teror lone wolf bukan menjadi bagian dari satu jaringan tapi atas inisiatif sendiri.
"Ini kan perlu perhatian kita," kata dia.
Menurut Wiranto, masyarakat sipil juga harus berupaya mencegah bagaimana tidak terjebak pengaruh melalui internet. Maka kembali pemantapan pancasila harus dilakukan. Pemantapan bela negara yang terus digodok oleh Dewan Ketahanan Nasional.
"Kemudian juga Siskamling dihidupkan lagi oleh mendagri atau polisi. Memang itu sangat efektif. Intinya kita tidak boleh lengah," kata dia menambahkan.
Sebelumnya kepolisian menduga pelaku penyerangan dua brimob di Masjid Falatehan Jakarta Selatan merupakan simpatisan kelompok teror ISIS. Namun pelaku diduga bertindak sendiri alias lone wolf terorism di luar struktur jaringan teroris tersebut.