REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Ribuan orang terlibat dalam aksi unjuk rasa meminta Presiden Donald Trump turun dari kursi kepemimpinan, Ahad (2/7). Mereka turun di jalanan Los Angeles sambil berteriak mendesak Kongres memakzulkan presiden.
Meski diikuti ribuan orang dan bergabung dengan puluhan acara lain di wilayah, demonstrasi ini berlangsung damai. Dimulai dari Pershing Square, seorang peserta aksi, John Meranda mengatakan ia kecewa.
"Setiap hari saya bangun tidur, ada saja hal buruk yang terjadi," kata Meranda dikutip Los Angeles Times. Ia menyebut kejadian pekan lalu saat ada proposal Republik untuk memotong dana program medis.
Padahal program ini telah banyak membantu orang. Seorang temannya, Angela Greene mengatakan Amerika butuh seorang pemimpin. "Bukan seorang pemain twitter yang mengerikan," kata dia.
Tak hanya di Los Angeles, aksi demo menuntut pemakzulan Trump juga dilakukan di sejumlah tempat. Seperti Chicago, New York dan Washington DC. Aksi pawai demonstrasi LA berakhir di Fletcher Bowron Square dekat City Hall.
Intinya, para peserta demo merasa tidak puas dengan kinerja Trump dan Gedung Putih. Salah satunya juga karena persengketaan Trump dengan FBI. Selain demo dari para anti-Trump, sejumlah orang pro-Trump juga berada dekat lokasi.
Mereka bertemu di Empathy Tent dan ditengahi oleh mediator. Mereka diberi ruang dan waktu untuk berdiskusi. Meski demikian, tidak ada kesepakatan atau hasil yang berarti. Mediator Dave Gottfried mengatakan kedua pihak ini malah saling berteriak dan berargumen keras.