REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Tanggul sungai Cimanuk di Blok Jambu Air, Desa Rambatan Kulon, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, longsor dan terancam jebol. Jika tidak segera diatasi, maka ribuan warga terancam diterjang banjir.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Indramayu, Edi Kusdiana menyebutkan, panjang tanggul yang longsor di blok itu mencapai 200 meter. Namun, yang paling parah sepanjang 70 meter dan kini hanya menyisakan lebar satu meter.
''Jika tanggul itu sampai jebol, maka ribuan warga akan terkena dampaknya,'' ujar Edi, saat ditemui di ruang kerjanya, Indramayu, Senin (3/7).
Edi menjelaskan, kondisi kritis tanggul di blok itu sebenarnya sudah terjadi sejak Januari 2017 lalu. Namun, aparat desa setempat tidak melaporkannya secara resmi kepada BPBD setempat sehingga tidak cepat tertanggulangi.
Tanggul yang sudah kritis itu akhirnya longsor pada Sabtu (1/7). Namun, tanggul tersebut tidak sampai jebol yang bisa membahayakan jiwa ribuan warga di desa tersebut. ''Saat ini levelnya sudah membahayakan siaga satu,'' kata Edi.
Edi mengungkapkan, meskipun kondisi tanggul saat ini sudah membahayakan, namun belum ada evakuasi terhadap warga sekitar. Namun, BPBD telah menyiagakan sejumlah personel untuk bersiaga di lokasi amblasnya tanggul untuk mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan.
Tim URC BPBD Indramayu, BBWS Cimanuk-Cisanggarung dan anggota DPRD Indramayu pun sudah meninjau lokasi. Saat ini pun sudah dilakukan kajian teknis yang sesuai dengan kondisi lapangan.
Edi menyebutkan, rencana tindak lanjut hasil kajian yang diusulkan untuk tanggap darurat bencana banjir, di antaranya membuat turap dengan dolken yang harus terendam oleh aliran air atau sheephile dengan beton. Selain itu, rencana lainnya adalah membuat bronjong dengan batu kosong.
Sementara itu, Kepala Desa Rambatan Kulon, Wartono, mengatakan, saat ini warganya selalu dilanda kekhawatiran jika tanggul tiba-tiba jebol. Kekhawatiran tersebut akan semakin bertambah saat ada air kiriman dari daerah hulu.
Wartono mengakui, hingga kini warganya belum ada yang mengungsi. Mereka memilih tetap bertahan di rumah masing-masing. ''Kami berharap tanggul segera diperbaiki,'' tutur Wartono.
Wartono menyebutkan, jika sampai tanggul itu amblas, maka akan mengancam sekitar 3.000 orang warga desanya. Bahkan, tak hanya warganya, banjir juga akan melanda wilayah lainnya di Kecamatan Cantigi dan Arahan, Kabupaten Indramayu.