REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan sopir taksi daring yang tergabung dalam Front Driver Online menggelar unjuk rasa di kantor perwakilan Grab, Gedung Plaza Maspion, Jalan Gunung Sahari, Pademangan, Jakarta Utara, Selasa (4/7). Aksi itu merupakan lanjutan dari aksi sopir Grab menuntut hak mereka atas insentif yang belum dibayarkan.
Koordinator Aksi, Nur Adim, yang kerap disapa Aris Clowor mengungkapkan, aksi ini dilakukan secada damai. Mereka pun kembali menuntut pihak manajemen Grab untuk menjelaskan suspend massal tanpa alasan.
"Kembalikan hak mereka di akun mereka, terkecilnya 2.500 terbesar 17 juta karena mereka mengambil hak kami dan jerih payah kami," kata dia di lokasi, Selasa (4/7).
Aris dan ratusan pengemudi Grab yang hadir menuntut agar pihak manajemen menghapus kode etik yang merugikan karena dibuat sepihak. Untuk itu mereka juga meminta PT Grab melibatkan pengemudi dalam membuat peraturan.
"Karena kami disebut mitra harus sejajar, Grab diminta untuk tidak sewenang wenang dalam membuat aturan," tegas Aris.
Diketahui sehari sebelumnya, pihak yang bersengketa sempat melakukan mediasi di Ditintelkam Polda Metro Jaya, Senin (3/7). Namun, tampaknya mediasi itu tidak berjalan lancar. Pasalnya menurut Aris, pihak Grab enggan menjelaskan tuduhan kecurangan pada pengemudi. "Kami harap mereka mengklarifikasi tuduhan kecurangan tanpa bukti," kata dia.
Namun, hingga saat ini pihak Grab belum bersedia memberikan tanggapannya atas permasalahan terjadi. Pihak Grab di Gedung Maspion yang menjadi lokasi aksi damai ini pun enggan berkomentar. Hal ini karena gedung Maspion ini dianggap bukan sebagai kantor utama sehingga pihak manajemen setempat merasa tidak berwenang.