REPUBLIKA.CO.ID, Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memilih lima provinsi menjadi objek survei untuk menjaga kesinambungan dan memperkaya data ekonomi kreatif Indonesia, yakni Jawa Barat, Sumatera Utara, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali.
"Lima provinsi itu semua sudah bisa dijadikan contoh, sampel yang mendekati sangat akurat untuk mewakili seluruh Indonesia," kata Kepala Bekraf Triawan Munaf, Kamis (6/7).
Ia memaparkan pemilihan kelima provinsi tersebut berdasar pada pertumbuhan ekonomi kreatif (ekraf) di masing-masing provinsi yang dinilai layak dijadikan contoh. Ekonomi kreatif yang dimaksud mencakup enam subsektor yang menjadi konsentrasi BPS-Bekraf.
"Tentu idealnya seluruhnya bisa diukur secara detail, tapi sekarang kita lebih memenuhi semua itu dengan keterbatasan yang ada. Anggaran kami juga terbatas," ujarnya.
Menurut dia, dari 16 subsektor ekonomi kreatif ada keingingan Bekraf berkonsentrasi di enam sub-sektor dengan rincian tiga yang sudah besar, tiga yang jadi prioritas untuk dikembangkan dan tiga yang sudah besar itu selain sudah besar dan percepatan pertumbuhannya luar biasa di Indonesia, namun juga percepatan pertumbuhan ekspornya juga luar biasa.
Bekraf menggaet BPS sejak 2016 dalam penyediaan data Produk Domestik Bruto (PDB), tenaga kerja, ekspor, Klarifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) dan Survei Khusus Ekonomi Kreatif (SKEK) 2016.
Berdasarkan hasil SKEK 2016, tiga subsektor ekraf yang menjadi primadona adalah fesyen, kriya, dan kuliner. Sedangkan usaha/perusahaan start up bidang ekraf cenderung dijumpai pada subsektor aplikasi dan games developer, industri musik, serta perfilman.