Senin 10 Jul 2017 15:09 WIB

BNI Syariah Kembangkan KPR Griya Swakarya di Sumenep

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
KPR Syariah permudah Muslim AS miliki rumah.
Foto: onislam.net
KPR Syariah permudah Muslim AS miliki rumah.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- BNI Syariah mengembangkan pembiayaan kredit kepemilikan rumah (KPR) bernama Griya Swakarya iB Hasanah di Sumenep, Madura. Sebelumnya, BNI Syariah mengembangkan konsep tersebut di Bogor, Jawa Barat.

Penandatanganan secara simbolis pembelian dan pengembangan lahan perumahan dilakukan oleh Pimpinan Wilayah Timur BNI Syariah Edwin Fitrianto dan Ustaz Subekti dari Indo Beqi Grup, di Sumenep, Sabtu (8/7). Acara dihadiri oleh Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo dan Bupati Sumenep A Busyro Karim.

BNI Griya Swakarya iB Hasanah merupakan produk inovasi model bisnis syariah dengan dasar akad murabahah atau jual beli. BNI Syariah terlebih dahulu menguasai aset properti yang akan dikelola, dibangun, dan dijual. Sehingga akan tercatat di dalam neraca sebagai persediaan bank. Secara syariah, akad murabahah menjadi lebih sempurna karena objek yang diperjualbelikan telah dikuasai oleh bank.

Proyek tersebut akan dibangun di Jl Adirasa berupa pembangunan Ruko Bisnis sebanyak 8 unit, serta di Jl Trunojoyo untuk 14 unit rumah dan 6 unit ruko. Masing-masing proyek akan dibeli dengan label BNI Syariah yakni Hasanah Adirasa dan Hasanah Residence Trunojoyo.

Firman Wibowo mengatakan, konsep Griya Swakarya akan memberikan solusi dari sisi harga, sosial dan syariah. Dari sisi harga akan lebih murah ada biaya pemangkasan margin dari pengembang. Dari sisi sosial, BNI Syariah membidik konsumen yang bekerja pada institusi yang membutuhkan penanganan cepat seperti dosen dan dokter. Sedangkan dari sisi syariah akadnya lebih sempurna karena aset telah dimiliki oleh BNI Syariah.

"KPR-nya itu pada saat ini akan dibeli BNI dulu menjadi namanya inventory bank. Setelah dikuasai BNI Syariah baru dijual kepada end user dengan akad murabahah. Harapannya dengan beli rumah itu dulu harganya bisa lebih baik karena kami tidak beli satu tapi beli paket beberapa rumah. Sementara kalau kami jual ke end user harganya lebih baik lagi karena tidak kena komisi lagi," kata Firman kepada wartawan di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Sabtu (8/7).

Firman menambahkan, konsep tersebut akan dikembangkan ke beberapa daerah. BNi Syariah akan melihat dari potensi institusi yang membutuhkan penanganan cepat terutama pada yang berbasis syariah. Daerah-daerah yang dinilai berpotensi antara lain, Bogor, Madura, Semarang dan Kalimantan.

"Targetnya saya pikir mungkin bisa sampai Rp 50 miliar sampai Rp 100 miliar. Tergantung rumahnya mau diset Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar. Saya pikir ini sebuah solusi keuangan, sosial dan syariah," ucap Firman.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement