Senin 10 Jul 2017 15:36 WIB

KPK Berharap Polri Makin Profesional

 Wakil Ketua KPK Laode M Syarif
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Wakil Ketua KPK Laode M Syarif

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua KPK Laode M Syarif berharap Kepolisian Republik Indonesia (Polri) semakin profesional dan dicintai publik pada peringatan Hari Bhayangkara ke-71.

"Kami mengucapkan selamat hari Polri, mudah-mudahan seperti yang dikatakan Presiden dan Pak Kapolri (Jenderal Polisi Tito Karnavian), Polri menjadi lebih profesional, lebih dicintai dan lebih mantab ke depannya," katanya seusai menghadiri upacara Hari Bhayangkara di lapangan silang Monas Jakarta, Senin (10/7).

Pada kegiatan tersebut Presiden Joko Widodo menjadi Inspektur Upacara peringatan hari Bhayangkara ke-71. Selain Presiden Joko Widodo, hadir juga Ibu Negara Iriana Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta Ibu Mufidah Jusuf Kalla, Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, mantan wakil Presiden Try Sutrisno, para pimpinan lembaga negara, duta besar dan pejabat kepolsian RI.

Menurut Laode, selama ini KPK dan Polri juga sudah melakukan sinergi termasuk dalam pengusutan sejumlah kasus korupsi.

"Saat ini untuk kasus-kasus korupsi secara otomatis kasus korupsi yang ditangani Polri langsung masuk ke KPK, selain itu bila berhubungan dengan korupsi-korupsi yang nilainya kecil oleh KPK diserahkan ke Polri khususnya ke tim Saber Pungli, sebaliknya kalau mereka menemukan kendala-kendala penanganan kasus korupsi banyak yang diinformasikan ke KPK," jelasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo saat memberikan amanat jmenyoroti agar Polri menekan budaya negatif termasuk korupsi.

"Saya akan memberikan instruksi kepada seluruh jajaran Kepolisian negara Republik untuk terus meningkatkan kinerjanya melalui upaya-upaya sebagai berikut. Pertama, perbaiki menajemen internal polri untuk menekan budaya negatif seperti korupsi, penggunaan kekerasan yang berlebihan dan arogansi kewenangan," kata Presiden Joko Widodo.

Amanat kedua adalah memantapkan soliditas internal dan profesionalisme Polri guna mendukung terwujudnya Indonesia yang berdaulat, yang mandiri dan yang berkepribadian.

Instruksi ketiga adalah mengoptimalkan modernisasi Polri dengan penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan publik.

"Keempat, tingkatkan kesiapsiagaan operasional melalui upaya deteksi dini dan deteksi aksi dengan strategi profesional proaktif dengan demikian Polri tetap dapat lincah bertindak dalam menghadapi perkembangan situasi yang meningkat secara cepat," ungkap Presiden.

Kelima, meningkatkan kerja sama, koordinasi dan komunikasi dengan semua elemen baik pemerintah maupun masyarakat serta kolega internasional sebagai implementasi kedekatan dan sinergi polisional guna mewujudkan situasi kamtibmas yang kondusif.

"Saya selaku Kepala Negara tetap komitmen untuk mendukung terbentuknya Polri yang kuat, Polri yang handal, Polri yang profesional supaya tugas Polri dalam menjaga stabilitas kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat), menegakkan hukum, sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat dapat dilaksanakan secara optimal," tegas Presiden.

Terakhir, Presiden berharap agar Polri benar-benar dapat melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara.

"Dirgahayu Kepolisian RI yang ke-71 terus tegaklah menjadi Rastra Sewakottama, Abdi Utama Nusa dan Bangsa," kata Presiden.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement