Selasa 11 Jul 2017 20:22 WIB

Djarot Usul Nama 'Simpang Badja Semanggi'

Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (tengah) mengunjungi stan Bank DKI pada Pembukaan Jakarta Fair 2017 di Kemayoran, Jakarta, Rabu (14/5) malam. Mendukung terwujudnya less cash society di Jakarta, Bank DKI menerapkan zona transaksi nontunai pada seluruh stan UKM yang tersebar di Anjungan Pemprov DKI Jakarta dengan mengangkat tema “Smarten Up Our Lives”.
Foto: Sami/Antara
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (tengah) mengunjungi stan Bank DKI pada Pembukaan Jakarta Fair 2017 di Kemayoran, Jakarta, Rabu (14/5) malam. Mendukung terwujudnya less cash society di Jakarta, Bank DKI menerapkan zona transaksi nontunai pada seluruh stan UKM yang tersebar di Anjungan Pemprov DKI Jakarta dengan mengangkat tema “Smarten Up Our Lives”.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengusulkan memberi nama 'Simpang Badja Semanggi' untuk Simpang Susun Semanggi. "Aku maunya Simpang Badja Semanggi, tapi belum diobrolkan dengan Pak Presiden. Badjanya pakai D dong, hahaha," kata Djarot di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (11/7).

Menurut Djarot, Simpang Badja Semanggi sebagai akronim dari Basuki dan Djarot. "Badja itu Basuki Djarot, tapi tidak tahulah Presiden," kata Djarot menambahkan seraya dengan tetap tertawa.

Djarot mengatakan rencananya uji coba simpang susun itu dilakukan pada akhir Juli. "Saya sempat melihat, meninjau sebelum masuk cuti panjang, ternyata bagus juga melihat bawahnya. Mudah-mudahan Presiden bisa meresmikan tanggal 17 Agustus," kata dia.

Dia menambahkan peresmian simpang susun dilakukan pada 17 Agustus mendatang karena Pemprov DKI perlu melihat lalu lintasnya. "Kami lihat supaya para pengguna kendaraan tidak bingung baru kita launching, mungkin dua minggu sebelum peresmian," kata dia.

Djarot mengklaim simpang susun itu dapat mengurangi 20 persen kemacetan. "Kalau normal bisa mengurangi (kemacetan) 20 persen tapi untuk saat ini pertama kali ini kita ingin mencoba supaya orang tahu, itu paling seminggu, dua minggu. Setelah itu normal lagi. Orang kita biasa kan, ada barang baru, bagus, mencoba. Ini sih kita coba-coba ya," kata dia.

Apalagi bila melewati simpang itu pada malam hari warga dapat menikmati lampu-lampu di simpang tersebut. Menurut Djarot, simpang susun tersebut dibangun melalui program tanggung jawab sosial perusahaan alias corporate social responsibility (CSR).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement