REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia menjadikan ajang festival seni budaya terbesar di Eropa, Europalia yang berlangsung dari 10 Oktober 2017 hingga 21 Januari 2018, sebagai panggung diplomasi budaya.
"Ajang ini menjadi ruang diplomasi budaya secara luas dan menjadi ruang promosi bagi indusrti kreatif bidang seni dan budaya," kata anggota Komite Keilmuan Europalia Idham Setiyadi di Jakarta, Selasa (11/7).
Indonesia akan menampilkan budaya tradisional dan kontemporer dari 400 seniman terbaik mulai dari seni lukis, musik, instalasi, film, tari dan lainnya yang akan mengangkat keberagaman seni dan budaya Indonesia,kata Idham Setiyadi.
Mereka kan menyuguhkan lebih dari 226 karya dan program yang dapat dinikmati khalayak pencinta seni di beberagai kota di Belgia dan sekitarnya. Ada beberapa pameran yang akan menjadi daya tarik seperti pameran Ancentor (leluhur) dan Archipel.
Pameran Ancetor akan menampilkan ragam cara orang Indonesia menghargai leluhur. Kemudian pameran Archipel memperlihatkan budaya maritim Indonesia yang sudah eksis sejak ribuan tahun lalu.
Idham Setiyadi mengatakan pihak Europalia Internasional memandang Indonesia sebagai negara multietnik dan multiagama yang harus mendapat perhatian masyarakat Eropa.
Mereka berharap keikutsertaan ini dapat memperkuat hubungan kerja sama Indonesia dengan negara-negara Eropa serta meiningkatkan kesepahaman antar warga.
Dengan demikian diharapkan Europalia 2017 yang mengusung Indonesia sebagai satu-satunya megara tamu dapat memberi efek ganda melalui ekonomi, sosial, budaya.