Rabu 12 Jul 2017 16:14 WIB

MUI Bogor Yakini Penularan HIV dari Luar Jonggol

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Andi Nur Aminah
Sosialisasi bahaya HIV-AIDS (ilustrasi)
Foto: Dok BSI
Sosialisasi bahaya HIV-AIDS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIBINONG -- Sebanyak 30 warga di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor dinyatakan terinfeksi penyakit kelamin menular seksual. Tiga orang lainnya terindikasi HIV-Aids. Hal tersebut dibenarkan oleh Camat Jonggol Beben Sunandar.

Menyikapi hal tersebut, ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) kabupaten Bogor Ahmad Murkiaji mengaku tidak percaya atas penemuan tersebut. Alasannya, menurut dia, Jonggol merupakan kawasan yang relijius. Sehingga jika penyakit kelamin tersebut benar terjadi, dia meyakini penyebaran penyakit tersebut ditularkan di luar wilayah Jonggol.

"Saya kira kita akan lakukan validasi informasi datanya dulu. Penduduk mana dia sebetulnya? Dari mana asal usulnya, kalau asli Jonggol kan saya kira tidak mungkin," ungkap Murkiaji saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (12/7).

Alasan tersebut, lanjut dia, perlu diselidiki. Mengingat Bogor adalah kota penyangga Ibu Kota Jakarta, yang pastinya akan banyak budaya-budaya modern yang masuk pada warga lokal Bogor. Sehingga bukan tidak mungkin, warga kabupaten Bogor akan juga terkontaminasi oleh para pendatang yang memicu adanya penyakit kelamin menular tersebut.

Terkait adanya laporan di beberapa Desa di Jonggol banyak warung remang-remang, Murkiaji mengaku belum juga mendapat laporan resmi. MUI dia mengatakan, dari dulu sudah melakukan pendekatan atau sosialisasi pada masyarakat akan bahaya ajaran sesat, terorisme, bahkan free seks. "Dan masyarakat asli Jonggol saya yakin banyak yang suka pergi ke majelis taklim atau pondok pesantren, tapi kalau masyarakat pendatang saya tidak terlalu yakin," tambah dia.

Ke depannya untuk penanganan dan pencegahan penyakit tersebut, dia berharap ulama dan umara (pemerintah) dapat saling  berdampingan. Tujuannya untuk meminimalisasi dan melakukan pencegahan atas penyakit masyarakat di Kabupaten Bogor.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement