REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Seorang tahanan perempuan asal Palestina bernama Khitam Sa'afeen mengaku mengalami pelecehan oleh tentara Israel. Perlakuan tidak menyenangkan tersebut ia hadapi saat ditangkap dan dibawa ke penjara oleh para tentara.
Laman Middle East Monitor melaporkan, tentara Israel menggerebek rumah Sa'afeen pada 2 Juli 2017 pukul 02:30 pagi. Ia dibawa ke kamar dan digeledah hingga tak berpakaian, lantas diabadikan menggunakan kamera dan ponsel pribadi para tentara selama perjalanan ke penjara Ofer.
"Salah satu tentara mengatakan bahwa dia akan mengunggah foto saya di Facebook," ujar Sa'afeen, menambahkan bahwa begitu tiba di penjara Ofer dia ditempatkan dalam kerangkeng, diborgol, dan kembali digeledah.
Organisasi HAM, Amnesty International mengecam perlakuan tersebut dan meminta penyelidikan atas pelanggaran yang ada. Amnesty menyatakan tengah menindaklanjuti perkembangan kasus itu dan akan berjuang untuk pembebasan Sa'afeen.
Sa'afeen ditangkap bersama tokoh senior Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP) Khalida Jarrar. Kedua perempuan tersebut ditangkap dari rumah mereka di Ramallah sebelum dipindahkan ke pusat penahanan Israel.
Penjara Ofer yang sebelumnya dikenal dengan sebutan Incarceration Facility 385 adalah lokasi tawanan milik Israel yang terletak di Tepi Barat antara Ramallah/Beituniya dan Giv'at Ze'ev. Tempat tersebut adalah satu dari tiga fasilitas yang sama, selain penjara Megiddo dan Ktzi'ot.