Selasa 18 Jul 2017 09:40 WIB

Heboh Video Bullying, Adhyaksa: Itu Perbuatan Tercela

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault menyayangkan kejadian mahasiswa yang di-bully oleh teman-temannya. Ia mengungkapkan, Gerakan Pramuka memberikan perhatian kepada mereka yang berkebutuhan khusus.

"Sangat disayangkan bullying itu terjadi. Ini perbuatan tercela, tidak berperikemanusiaan. Ini juga tidak menghargai kelemahan mental manusia sebagai ciptaan Tuhan,” ujar Adhyaksa Dault dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (18/7).

Adhyaksa menilai, dengan kejadian itu, ada tiga hal yang harus dilakukan. Pertama, pihak kampus harus mengambil tindakan tegas dan memberikan sanksi keras kepada pelaku bullying tersebut. Menurutnya, seseorang yang berpredikat mahasiswa tidak pantas melakukan tindakan itu.

Kedua, Adhyaksa mengatakan, gerakan dan sosialisasi anti-bullying harus diperkuat agar kejadian itu tidak terulang kembali. Ketiga, ia ingin Pramuka agar melindungi, menyayangi dan membantu saudara-saudara yang berkebutuhan khusus di mana pun berada. "Ini sebagai penerapan dari Dasa Dharma Pramuka, cinta alam dan kasih sayang pada sesama manusia,” jelas Adhyaksa.

Adhyaksa menuturkan, Gerakan Pramuka memberikan perhatian kepada mereka yang berkebutuhan khusus. Salah satunya melalui kegiatan Perkemahan Nasional Pramuka Penegak dan Pandega Berkebutuhan Khusus (KEMNAS ABK) yang bekerjasama dengan Kemendikbud.

"Mereka yang berkebutuhan khusus pun bisa mandiri, berilmu, bertanggungjawab, dan kreatif. Sehingga, mereka juga bisa berprestasi seperti yang lain,” kata dia.

Andalan Nasional Kwarnas Gerakan Pramuka urusan Bina Anggota Dewa Mohammad Laiyin mengungkapkan, mengolok sesama teman yang normal dengan istilah 'autis' juga sebenarnya tidak boleh. Menurutnya, hal itu akan menyakiti hati para orang tua yang sedang diuji memiliki putra-putri dengan syndrome tersebut.

"Video tersebut ketika viral akan berefek kepada para orang tua dari anak berkebutuhan khusus yang sedang menyekolahkan anaknya di sekolah/universitas yang inklusi bersama teman-temannya yang normal," jelas dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement