Selasa 18 Jul 2017 20:37 WIB

Puluhan Ilmuwan Kunjungi Lokasi Sejarah Rumphius

Georg Eberhard Rumphius
Foto: Wikipedia
Georg Eberhard Rumphius

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Puluhan ilmuwan Indonesia maupun Amerika Serikat mengunjungi lokasi bersejarah yang berkaitan dengan ahli botani berdarah Jerman, Georg Eberhard Rumphius di pulau Ambon, Selasa.

Sedikitnya ada 65 ilmuwan turut serta dalam kunjungan bertema "Rumphius Heritage Trail", yang juga sebagai kegiatan pembuka simposium para ilmuwan Indonesia dan Amerika (Indonesian-American Kavli Frontiers of Science Symposium 2017) di Ambon pada 17-21 Juli 2017.

Kunjungan tersebut menunjukan pentingnya Ambon sebagai lokasi pengembangan ilmu pengetahuan bagi dunia, yang juga tidak lepas dari karya Georg Eberhard Rumphius atau lebih dikenal dengan Rumphius.

Mengawali kunjungan, para ilmuwan dari dua negara mendatangi bangunan bersejarah peninggalan kolonial Hindia-Belanda di semenanjung Hila, kecamatan Leihitu, kabupaten Maluku Tengah, yakni benteng Amsterdam dan gereja Immanuel.

Kedua bangunan bersejarah yang berada dalam wilayah administrasi desa Kaitetu itu, memiliki keterkaitan penting dengan masa kerja Rumphius sebagai tentara kolonial dan kemudian menyusun buku "Herbarium Amboinense" berisi katalog tanaman-tanaman yang ada di Pulau Ambon.

Benteng Amsterdam awalnya hanya loji atau gudang penyimpanan rempah-rempah yang dibangun oleh pasukan Portugis pada 1512, di bawah pimpinan Fransisco Serrao pada 1512.

Sedangkan gereja Immanuel yang lebih dikenal dengan Gereja Tua Hila dibangun sekitar 1780 - 1781 dibawah pemerintahan Eillem Beth Iacobs, kepala comtoire Hila pada masa pemerintahan Gubernur Hindia-Belanda Bernardus van Pleuren.

Usai melihat-lihat dua bangunan bersejarah, para ilmuwan kemudian melanjutkan perjalanan melewati perpustakaan dan monumen Rumphius yang berada di Kota Ambon.

Mereka kemudian mengakhiri kunjungan dengan mengitari jalan A.Y. Patty yang pada masa penjajahan Hindia-Belanda dikenal sebagai kawasan pecinan Ambon. Dari 65 ilmuwan yang mengikuti Rumphius Heritage Trail, 40 orang adalah ilmuwan asal Indonesia, sedangkan 25 orang lainnya dari Amerika Serikat.

Mereka juga akan menghadiri Indonesian-American Kavli Frontiers of Science Symposium 2017 yang dijadwalkan dibuka pada 19 Juli 2017.

Beberapa imuwan Amerika Serikat yang dipastikan akan menjadi pembicara di simposium itu adalah Alison Sweeney dari Universitas Pennsylvania, Yueh Lin Loo dari Universitas Princeton, Noah Planavsky dari Universitas Yale, dan Jessica Conroy dari Universitas Illinois.

Sedangkan dari Indonesia akan ada Thjin Wiguna dan Endah Triastuti dari Universitas Indonesia, Hawis Madduppa dari Insitut Pertanian Bogor, dan Hary Devianto dari Institut Teknologi Bandung.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement