REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Para petani garam Cirebon, Jawa Barat mengakui hasil produksinya menurun drastis karena cuaca yang terkadang masih turun hujan. Padahal seharusnya saat ini sudah musim kemarau.
"Musim pengolahan kali ini tidak bisa maksimal yang biasanya lahan 4.000 meter bisa menghasilkan 20 ton, sekarang dua kwintal saja sulit," kata seorang petani garam asal Kecamatan Pangenan Cirebon, Junasih di Cirebon, Kamis (20/7).
Dia mengaku kesulitan untuk bisa menghasilkan garam secara maksimal. Penyebabnya karena panas kurang dan angin yang cukup besar. Junasih mengatakan, panas yang sangat berpengaruh dalam menghasilkan garam, karena garam bisa dihasilkan ketika panasnya cukup. "Kalau sekarang ini masih sering mendung dan kadang gerimis atau hujan, jadi produksi garam rusak," tuturnya.
Senada dengan Junasih, seorang petani garam lainnya, Bambang mengatakan hal yang sama. Dia memperkirakan ada sekitar 450 hektare lahan tambak garam yang berada di Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon. "Namun saat ini, baru sekitar 10 persen saja yang berhasil panen, karena memang sangat sulit," katanya.
Dia menambahkan saat ini petani tidak dapat menikmati harga garam yang tinggi. Karena tidak jarang dari mereka yang harus gagal panen.