REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, para calon perwira remaja (Capaja) TNI-Polri harus berpikir strategis dan mengantisipasi perkembangan global yang ada saat ini.
"Presiden Joko Widodo menyampaikan kepada Capaja bahwa mereka harus berpikir strategis dan mengantisipasi perkembangan global saat ini dengan belajar dan belajar," kata Panglima TNI usai mendampingi Presiden Joko Widodo saat memberikan pembekalan kepada 379 Capaja TNI-Polri di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (24/7).
Saat ini, lanjut dia, perkembangan global terus mengalami perubahan, bahkan ancaman pun berubah. Karena itu, lanskap politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan juga berubah. "Ini yang harus diantisipasi oleh perwira remaja," ujar Panglima TNI.
Presiden Jokowi, Gatot mengatakan, juga berpesan agar perwira remaja harus berdiri bersama rakyat untuk mengayomi dan melindungi rakyat karena ancaman dan tugas ke depan tidak semakin ringan. "Perubahan situasi global begitu cepat. Lanskap ekonomi, teknologi keamanan, dan pertahanan harus dipelajari ke depan," kata Panglima TNI.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengharapkan agar para calon perwira remaja (Capaja) TNI-Polri bisa berguna dan mengabdi kepada kepada rakyat dan negara. "Pendidikan yang telah kalian laksanakan secara terintegrasi, dalam rangka memberi pengabdian yang baik bagi masyarakat," kata Tito saat membuka pembekalan.
Tito menjelaskan, khusus Capaja Polri, mereka telah melalui pendidikan selama empat tahun di Akademi Kepolisian (Akpol). Pendidikan dikoordinasi bersama Akademi Militer (Akmil) untuk menjalin integrasi, sebagai pilar utama pertahanan keamanan Indonesia.
Kegiatan seperti Bhineka Eka Bakti dan Korps Taruna telah mereka tempuh untuk memperkuat integritas dan soliditas antara Polri dan TNI sejak dini.
Sebanyak 729 orang Calon Perwira Remaja (Capaja) TNI-Polri yang akan dilantik oleh Presiden Joko Widodo pada Selasa (25/7), terdiri dari 437 Taruna Akademi TNI yang terdiri dari, Taruna Akademi Militer 224 orang (208 Taruna dan 16 Taruni), Taruna Akademi Angkatan Laut 94 orang (84 Taruna dan 10 Taruni), Taruna Akademi Angkatan Udara 117 orang (105 Taruna dan 12 Taruni) dan Taruna National Defence Academy (NDA) dua orang.
Sedangkan dari Taruna kepolisian berjumlah 292 orang, yang terdiri dari Taruna 243 orang dan Taruni 49 orang. Sementara itu, Presiden Joko Widodo juga memberikan pembekalan kepada 729 Capaja TNI/Polri.
Dalam pembekalannya, Presiden RI Joko Widodo mengingatkan soal besarnya ancaman global, baik dari sisi ekonomi, politik, maupun pertahanan keamanan, yang akan dihadapi Indonesia.
"Calon perwira yang besok akan dilantik di Istana ini kan masih muda-muda, artinya mereka harus memiliki visi ke depan seperti apa. Tadi saya sampaikan bahwa lanskap politik global, lanskap ekonomi global, lanskap ancaman pertahanan keamanan sudah akan berubah, pasti sudah berubah. Oleh sebab itu, harus diantisipasi dari sejak sekarang," kata Presiden.
Relevansi dari beragam program, termasuk pengadaan, menurut Presiden, sebetulnya juga harus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Misalnya, pengadaan tank pun harus dievaluasi karena mungkin saja saat ini sudah tidak diperlukan, tetapi justru lebih diperlukan drone (pesawat nirawak).
"Ya, bisa saja kan negara ini besar dengan 17.000 pulau, artinya perlu drone yang besar maupun yang kecil, misalnya, untuk memantau perbatasan, memantau terorisme yang ada di hutan, maupun di perbatasan," kata Jokowi.
Selain itu, konsep keamanan siber juga harus mulai dipikirkan agar sesuai dengan cepatnya perubahan. "Melihat benda-benda yang mencurigakan di laut kapal atau yang lainnya sehingga memang perubahan-perubahan seperti itu harus mulai kita pikirkan dari sekarang," ujar Jokowi.