REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan percakapan dengan Raja Jordania Abdullah II pada Senin (24/7). Dalam percakapan itu, Yordania mendesak Israel agar menghentikan semua langkah keamanan di Kompleks Masjid Al-Aqsha.
Raja Abdullah mengatakan, langkah cepat mesti dilakukan guna memulihkan kestabilan di tempat suci tersebut dan mengakhiri ketegangan yang berlanjut. Ia menekankan perlunya untuk menghentikan semua langkah keamanan yang dilakukan oleh Israel.
Israel telah memasang mesin pendeteksi logam dan kamera di pintu masuk ke Kompleks Masjid Al-Aqsha, yang dikenal oleh umat Yahudi sebagai Bukit Kenisah, sejak 14 Juli, setelah peristiwa penembakan saat tiga orang Arab Israel menembak dua polisi Yahudi di tempat itu.
Israel juga telah membatasi akses ke Masjid tersebut untuk Muslim Palestina guna mencegah kerusuhan lebih jauh.
Tapi tindakan Israel itu telah membuat marah warga Palestina dan umat Muslim di seluruh dunia, yang menganggap tindakan tersebut sebagai upaya Israel untuk merebut kekuasaan atas kompleks itu.
Bentrokan yang terjadi setiap hari telah berkecamuk antara warga Palestina dan personel keamanan Yahudi sejak pemasangan detektor tersebut. Pekan lalu, lima warga Palestina tewas.
Raja Abdullah mengatakan, penting untuk menyepakati langkah tertentu guna mencegah setiap eskalasi pada masa depan, dan menegaskan perlunya untuk menghormati status hukum dan sejarah Masjid Al-Aqsha.
Israel telah merebut kendali atas Jerusalem Timur dalam Perang 1967, tapi kompleks masjid itu telah dikelola oleh lembaga agama Yordania yang diawasi oleh Pemerintah Yordania.
Baca juga, Dilarang Masuki Al-Aqsha, Warga Palestina Shalat di Halaman.