REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian meminta kepada pelaku usaha otomotif terus meningkatkan penggunaan komponen lokal. Hal ini untuk meningkatkan mutu daya saing produk domestik dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, pihaknya meminta agar riset and development pada sektor otomotif dilakukan di Indonesia sehingga nantinya dapat meningkatkan penggunaan komponen lokal. Menurut Saleh, terbukanya MEA 2015 harus bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para pelaku industri otomotif agar dapat meningkatkan ekspor.
"Kita lihat bahwa ekspor otomotif di Thailand cukup tinggi, oleh karena itu kita tidak boleh kalah dan harus mendorong ekspor," ujar Saleh di Jakarta, Jumat (28/11).
Selain menggunakan komponen lokal, Saleh juga ingin mendorong industri otomotif agar memproduksi transportasi massal untuk kebutuhan di dalam negeri. Dengan demikian pertumbuhan transportasi massal dapat meningkat, dan Indonesia tidak perlu mengandalkan impor.
Akan tetapi, menurut Saleh, hal ini tentu saja perlu koordinasi lebih lanjut dengan Kementerian Perhubungan dan pihak terkait lainnya. "Apabila ini berjalan, kami berharap agar ke depan masyarakat Indonesia bisa menggunakan produk dalam negeri," ujar Saleh.
Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) Jongkie Sugiarto mengatakan, penjualan industri otomotif pada 2015 mendatang diperkirakan akan stagnan atau relatif sama dengan 2014, yakni 1,2 juta unit.
Hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor diantaranya pertumbuhan ekonomi yang melambat, meningkatnya suku bunga, naiknya tarif dasar listrik dan upah minimum provinsi, serta fluktuasi nilai tukar rupiah yang melemah.
"Masih bisa stagnan saja sudah bagus, karena kita sudah tembus di atas satu juta unit," ujar Jongkie kepada Republika.
Jongkie mengatakan, MEA 2015 merupakan tantangan tersendiri bagi pelaku industri otomotif karena mereka harus melakukan persiapan ekstra, mulai dari meningkatkan kualitas, produksi, sumber daya manusia, dan skill. Jongkie tak menampik bahwa pemakaian produk dalam negeri bisa saja dilakukan, asalkan pemerintah juga harus menelaah kembali kebijakan-kebijakan yang ada.