REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perusahaan elektronik Jepang Panasonic telah berkomitmen ikut berinvestasi di pabrik baterai lithium-ion milik Tesla yang diproduksi oleh GigaFactory. Berdasarkan laporan MarketWath, Panasonic akan 'menyumbang' 1,6 juta dolar atau sekitar Rp 20 triliun untuk pabrik yang berlokasi di Nevada itu.
Proyek GigaFactory menelan biaya antara 4-5 miliar dolar AS untuk diselesaikan selama beberapa tahun. Tesla berharap dengan pabrik ini, dalam jangka panjang baterai yang diproduksi akan mendorong penjualan 500 ribu unit per tahun pada tahun 2020.
Hal ini pula diamini oleh Panasonic. Pabrik ini diharapkan juga bisa meningkatkan penjualan elektronik untuk pembuat mobil, yang diperkirakan dua kali lipat dalam empat tahun ke depan.
"Kami semacam menunggu permintaan dari Tesla," kata Presiden Panasonic Kazuhiro Tsuga kepada MarketWatch.
Biayai Produksi Mobil dan Baterai, Tesla Tawarkan 2,7 Juta Saham
Menurut dia, jika Tesla berhasil dan kendaraan listrik menjadi mainstream, perusahaan juga memiliki kesempatan untuk tumbuh. Tesla akan menggunakan produk Panasonic untuk mobil listrik yang digadang-gadang akan menjadi rival Chevy Bolt sebagai kendaraan listrik baru namun sudah bisa melaju dalam jarak yang cukup jauh.
Di sisi lain, Volkswagen dan General Motors memiliki penawaran produksi baterai lithium-ion yang sama dengan Korea Selatan LG. Sampai saat ini, produsen baterai lithium-ion telah berjuang untuk tetap bisa untung terutama karena harga minyak terus menurun.
baca juga:
Tesla Siapkan Fitur Baru Auto Parkir