REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemeriksaan keselamatan yang cacat ditemukan di pabrik-pabrik domestik Nissan Motor. Dilansir laman Nikkei Asian Review Senin (2/10), hal ini dapat memicu penarikan kembali atau recall hingga satu juta kendaraan, dan sangat merusak citra merek perusahaan, belum lagi pendapatan perusahaan.
Investigasi di tempat oleh pejabat dari Kementerian Tanah, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata mulai 18 September menemukan bahwa, pemeriksaan akhir sedang dilakukan oleh karyawan yang tidak memenuhi syarat sebelum kendaraan dikirim ke pasar. Saham Nissan Motor melanjutkan penurunannya menjadi hari keempat berturut-turut pada hari Senin.
Pada satu titik mereka turun 60 yen atau 5,4 persen, dari Jumat di 1.054,50 yen, mencapai titik terendah sejak 28 April. Mereka berhasil turun 2,7 persen.
Cacat tersebut dikonfirmasikan di enam pabrik perakitan Nissan di Jepang, termasuk fasilitas perusahaan di Oppama, tepat di sebelah selatan Tokyo, yang telah diposisikan sebagai 'pabrik induk global' perusahaan. Pada 30 September, sehari setelah perusahaan mengadakan konferensi pers, kebingungan terjadi di sekitar 2.100 diler Nissan di negara ini.
Sebuah perusahaan di wilayah metropolitan Tokyo mengatakan, mereka belum diberitahu mengenai rincian di luar apa yang telah dilaporkan, dan Nissan menunggu untuk menyediakan nomor seri kendaraan yang mungkin perlu menjalani pemeriksaan kedua, beserta petunjuk tentang bagaimana menerapkan prosesnya.
Pertanyaan telah membanjiri pelanggan yang khawatir saat mobil mereka akan diserahkan, namun, pada 30 September, perusahaan tersebut tidak meresponnya. Nissan menyatakan, pihaknya masih menyelidiki bagaimana, dan mengapa inspeksi yang salah terlewatkan, dan kapan masalah dimulai. Ada yang menunjuk pada manajemen yang buruk.