Selasa 24 Oct 2017 12:14 WIB

Honda Belum akan Bawa Mobil Hidrogen ke Indonesia

Rep: Firkah Fansuri/ Red: Indira Rezkisari
Honda Clarity Fuel Cell melintas di Active Safety Training Park 2 Sirkuit Motegi, Jepang, Selasa (24/10).
Foto: Republika/Firkah Fansuri
Honda Clarity Fuel Cell melintas di Active Safety Training Park 2 Sirkuit Motegi, Jepang, Selasa (24/10).

REPUBLIKA.CO.ID, MOTEGI -- Honda Prospect Motor (HPM), agen pemegang merek Honda di Indonesia, belum akan memasarkan mobil hidrogen di Indonesia. Masalah infrastruktur yang belum siap menjadi alasan utamanya.

 

Direktur Pemasaran dan Purna Jual PT HPM Jonfis Fandi mengatakan dalam waktu dekat ini Honda belum akan menjual mobil hidrogen di Indonesia. "Kita belum mempunyai infrastruktur tanki untuk hidrogen, kata Jonfis kepada wartawan Republika.co.id, Firkah Fansuri, di sela-sela test drive Honda Clarity Fuel Cell di Sirkuit Motegi, Jepang, Selasa (24/10).

 

Honda Clarity FuelCell adalah mobil Honda berbahan bakar hidrogen. Mobil ini pertama kali diluncurkan di Jepang tahun 2015. Clarity memiliki daya jelajah 750 kilometer dalam kondisi tangki penuh. Sementara waktu pengisiantangki hingga penuh hanya membutuhkan tiga menit.

 

Mobil sedan dengan lima tempat duduk itu tidak menghasilkan emisi karbondioksida (CO2) sama sekali. Hasil pembuangan dari proses kimia untuk menghasilkan energi listrik pada mobil hanya berbentuk air.

 

Menurut Jonfis, memasarkan mobil hidrogen tidak bisa sembarangan karena terkait ketersediaan bahan bakar. "Di Indonesia belum ada fasilitas pengisian hidrogen. Jadi kita belum akan memasarkannya," katanya Jonfis.

Clarity Fuel Cell walaupun digerakkan menggunakan motor listrik, mobil yang pertama kali diperkenalkan di arena Tokyo Motor Show 2015 itu memiliki performa yang tidak kalah dengan kendaraan bermesin konvensional sekelasnya. Motor listrik pada Honda Clarity Fuel Cell mampu menghasilkan tenaga 103 kW atau setara dengan 140 ps.

Mobil ini merupakan hasil pengembangan dari model FCX Clarity yang sebelumnya sudah dipasarkan di Amerika Serikat. Salah satu pengembangan yang dilakukan adalah pada fuel cell stack yang berfungsi sebagai pembangkit listrik. Sehingga, daya jelajahnya bisa lebih jauh dari sebelumnya yang hanya sekira 500 km.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement