REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) mengadakan Musyawarah Nasional (Munas) ke-4 di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 27 hingga 30 Juli. Ketua JSIT, Sukro Muhab, mengatakan Lombok dipilih sebagai lokasi Munas kali ini karena memiliki pesona wisata yang menarik.
"Pertimbangannya Lombok ini punya daya tarik karena sebagai pusat wisata halal," ujar Sukro kepada Republika.co.id di Hotel Lombok Raya, Mataram, Rabu (26/7).
Pemilihan Lombok juga didasarkan pada aspirasi anggota JSIT yang berasal dari sekolah Islam terpadu se-Indonesia. Selain sebagai destinasi wisata halal, keberadaan Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi juga menjadi alasan lain di balik pemilihan lokasi Munas.
"NTB punya gubernur yang memiliki daya tarik sebagai penghafal Alquran dan dikenal Islami, cocok dengan visi misi kita," kata Sukro.
Berbeda dengan penyelenggaraan Munas sebelumnya yang digelar di Riau, Banten, dan Palembang, Munas kali ini menawarkan nuansa baru di mana peserta bisa menikmati keindahan alam dan ragam budaya Lombok yang mulai mendunia. "Nuansa sudah akan terasa sejak peserta tiba di bandara hingga di hotel di mana akan disambut dengan sambutan khas Lombok," kata dia.
Selain menentukan kebijakan organisasi, Munas JSIT IV akan menghadirkan seminar internasional yang dihadiri para tokoh nasional dan luar negeri. Sukro berharap, seminar ini mampu memberikan sumbangsih bagi sektor pendidikan berbasis nilai-nilai Islami di NTB, dan juga Indonesia.
Sebagai destinasi wisata halal, Sukro melihat Lombok memiliki potensi luar biasa dalam pengembangan sekolah Islam terpadu. Dia berharap, pengembangan sekolah Islam terpadu di Lombok dapat meningkat seiring kemajuan pertumbuhan pariwisata halal di Lombok. "Lombok insya Allah punya komitmen luar biasa dalam hal ini. Kita berharap pertumbuhan sekolah Islam terpadu di sini semakin bagus," kata Sukro.