REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Ribuan orang Palestina telah kembali memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki Israel. Mereka memasuki area Masjid Al-Aqsa setelah pemerintah Israel mencabut pembatasan usia yang telah dilakukan sebelum sholat Jumat.
Otoritas Keagamanaan Waqf Islam yang mengelola majelis tersebut mengumumkan bahwa semua gerbang akan dibuka bagi orang Palestina dari segala usia. Sebelumnya pada Jumat tersebut polisi Israel mencegah akses ke tempat suci tersebut bagi pria di bawah usia 50 tahun dan menutup beberapa gerbang masuk.
Pengumuman tersebut muncul beberapa jam sebelum ibadah sholat Jumat dimulai yang berdampak pada melubernya orang Palestina di luar gerbang kompleks Al-Aqsa.
Menurut pejabat keagamaan setempat, sebanyak 10 ribu jamaah berhasil masuk ke dalam kompleks Masjid Al-Aqsa untuk menjalankan sholat Jumat. Protes kecil terhadap pembatasan ini pecah usai sholat di berbagai kota dan kota Tepi Barat yang dikuasai.
Polisi Israel bahkan menembakkan meriam air dan gas air mata ke para pemrotes di Betlehem. Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan, mereka menerima 225 kasus luka-luka di Tepi Barat dan Yerusalem.
Al Jazeera melaporkan, seorang pemuda Palestina ditembak mati oleh tentara Israel setelah dituduh melakukan upaya penikaman di selatan Bethlehem dekat blok permukiman Gush Etzion. Namun saksi lokal mengatakan tentara Israel menembaki Abdullah Taqatqa (24 tahun) saat berada 20 meter dari mereka. Saksi bahkan melihat pria itu tak membawa senjata.
Protes juga terjadi di sepanjang perbatasan Jalur Gaza yang mengakibatkan pembunuhan Abdelrahman Abu Humeisa (16 tahun) oleh tentara Israel. Tujuh warga Palestina lainnya terluka oleh tembakan lansgung di Jabaliya timur, sebelah utara jalur timur dan timur wilayah Bureij.