REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan stok ikan telah meningkat pesat pada saat ini sehingga hal tersebut juga perlu diberdayakan optimal untuk kepentingan masyarakat Indonesia.
"Stok ikan sudah naik banyak," kata Susi di kantor KKP, Jakarta, Senin (31/7). Dia menambahkan, pemerintah menargetkan konsumsi ikan dari 43 kg per kapita per tahun menjadi 46 kg per kapita per tahun.
Susi juga mengatakan, perlu diperhatikan berbagai faktor seperti aspek pengangkutan dan transportasi agar target itu dapat tercapai. "Demi Indonesia lebih baik, demi ikan kita bisa dimakan oleh bangsa kita, bisa diekspor menghasilkan devisa, kita akan bekerja sama," kata Susi.
Untuk itu, Susi berharap regulasi yang dihasilkan berbagai pihak juga tidak menghambat upaya guna mewujudkan hal tersebut. Sebelumnya, ia juga menyoroti masih rendahnya tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia sehingga pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan terus giat berkampanye untuk itu.
"Kalau dilihat dari statistik dibandingkan dengan negara-negara lain, Jepang misalnya sekarang sudah makan 86 kg per kapita/tahun. Indonesia baru pertama kali menginjak di atas 40 kg per kapita tahun 2016, sebelumnya tahun 2014 konsumsi di Indonesia hanya 36 kg per kapita, tahun 2015 naik menjadi 41 kg per kapita," kata Susi.
Menurut Susi, kenaikan tersebut sudah luar biasa tetapi tetap harus ditingkatkan mengingat saat ini stok ikan di Indonesia telah mengalami peningkatan. Ia mengatakan, perang terhadap penangkapan ikan secara ilegal selama ini telah memberikan 7 kilogram tambahan konsumsi ikan dalam jangka waktu dua tahun ini kepada masyarakat.
"Kalau dihitung kenaikan 7 kg dikali dengan 250 juta penduduk Indonesia itu adalah 1.750 ton ikan telah dikonsumsi oleh bangsa Indonesia. Kalau dinilai Rp10 ribu per kg, itu bernilai Rp175 triliun, dan itu nilai ekonomi yang luar biasa yang telah kita nikmati," ujar Susi.
Dia juga mengimbau agar masyarakat Indonesia lebih menggemari ikan agar dapat tumbuh sehat dan cerdas, apalagi mengingat sejumlah kondisi seperti diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN sehingga persaingan antarnegara juga lebih kencang dan semakin terbuka.