Kamis 03 Aug 2017 11:13 WIB

Akhiri Konflik Suriah, AS akan Gandeng Rusia

Rep: Marniati/ Red: Bilal Ramadhan
Korban konflik kekerasan di Suriah
Foto: BBC
Korban konflik kekerasan di Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson mengatakan Amerika Serikat (AS) sangat ingin bekerja sama dengan Rusia untuk mengakhiri konflik yang terjadi di Suriah. Hal ini disampaikan Tillerson dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di departemen luar negeri di Washington DC.

Tillerson berpendapat bahwa pasukan militer Iran harus meninggalkan Suriah, dan rezim Suriah harus membiarkan warga Suriah membentuk sebuah konstitusi baru dan menjalankan pemilihan presiden yang bebas dan adil menjelang kerja sama AS Dengan Rusia.

Selama konferensi tersebut, Tillerson juga mempresentasikan prestasi luar negerinya sejak ditunjuk sebagai sekretaris negara AS tujuh bulan yang lalu. Ia menjelaskan, meskipun hubungan antara Washington dan Moskow kurang harmonis namun kerjasama ini menjadi penting dalam mengakhiri konflik di Suriah.

Diplomat Amerika ini menekankan bahwa AS belum mengubah sikapnya terhadap rezim Assad. Negaranya tidak percaya bahwa Assad memiliki peran penting untuk masa depan Suriah. Dilansir dari middleeastmonitor.com (3/8) dijelaskan, terkait upaya AS untuk memperkuat hubungannya dengan Rusia, Tillerson mengatakan dia dijadwalkan bertemu dengan rekannya dari Rusia, Sergey Lavrov, di ibu kota Filipina, Manila, dalam beberapa hari mendatang.

Adapun terkait perang melawan Daesh, Tillerson menekankan bahwa perang melawan terorisme masih berjalan dan bergerak lebih cepat dari yang diperkirakan. Ia mengakui bahwa perang melawam terorisme bukanlah perkara yang mudah.

Dia memuji kemenangan tentara Irak dalam membebaskan banyak wilayah Irak dari Daesh. Menurutnya, AS akan terus mendukung tentara nasional dalam pertempuran mereka melawan organisasi teroris. Tillerson mengungkapkan kekhawatiran AS atas krisis yang terjadi sehingga membuat kawasan Timur Tengah menjadi tidak stabil.

Tillerson juga menekankan bahwa AS bekerja sama dengan sekutunya untuk menghadapi ekspansi pengaruh Iran di seluruh wilayah tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement