Senin 07 Aug 2017 06:07 WIB

Gunung Kidul Butuh SPBU Khusus Nelayan

[ilustrasi] Pantai Drini, Gunungkidul, DI Yogyakarta.
Foto: Antara
[ilustrasi] Pantai Drini, Gunungkidul, DI Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Nelayan Pantai Ngrenehan, Saptosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengharapkan pemerintah setempat menyediakan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) khusus nelayan. "Selama ini, bahan bakar minyak jenis pertalite di wilayah pesisir harganya cukup tinggi," kata seorang nelayan warga Sawah, Kanigoro, Saptosari, Samto, di Gunung Kidul, Senin (7/8).

Samto mengatakan, lonjakan harga BBM jenis pertalite wilayah pinggiran itu sudah berlangsung sejak sebulan terakhir. Harga pertalite 8.500 per liter, namun di tingkat pengecer bisa menembus angka Rp11 ribu per liter. "Harganya melonjak cukup signifikan," katanya lagi.

Dia berharap pemerintah menyediakan SPBU khusus nelayan atau paling tidak membangun SPBU di sekitar jalur selatan. "Kalau ada SPBU di wilayah pantai selatan, tentu harga BBM pertalite terjangkau dan tidak semahal sekarang," kata Samto, menambahkan.

Samto mengatakan, sekali melaut rata-rata mengkonsumsi BBM jenis pertalite 10 sampai dengan 15 liter. "Modal cukup banyak sementara kondisi laut tidak menentu menyulitkan para nelayan," katanya pula.

Ia menyebutkan nelayan Pantai Ngrenehan berjumlah sekitar 100 orang, saat ini mengalami nasib serupa. Akibatnya, hanya sekitar 50 persen nelayan itu yang melaut. "Dari kapal jenis jukung, hanya 30 kapal yang melaut," ujarnya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunung Kidul Khairudin mengatakan sesuai peraturan terbaru, saat ini DKP kabupaten ini hanya menangani tempat pelelangan ikan (TPI), dan sudah tidak memiliki kewenangan pembuatan SPBU. Pengadaan SPBU bagi nelayan kewenangan ada di DKP DIY. "Kami akui, harga BBM jenis pertalite tingkat eceran di pantai selatan kisaran Rp 10 ribu hingga Rp 11 ribu," kata Khairudin.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement