REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa Korea Utara (Korut) menjadi ancaman langsung bagi dunia. Hal ini setelah negara terisolasi itu kembali melakukan uji coba rudal balistik kendali antarbenua atau ICBM pada akhir Juli lalu.
Dalam percakapan dengan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in, Trump mengatakan sangat menyambut baik keputusan Dewan Keamanan PBB atas resolusi baru untuk meningkatkan sanksi bagi Korut. Dengan demikian, komitmen kedua pemimpin negara untuk melaksanakan seluruh isi resolusi akan dilakukan dengan sebaik-baiknya.
"Trump menegaskan bahwa Korut adalah ancaman serius dan langsung bagi seluruh dunia dan demikian dengan pemimpin Korsel, serta Jepang karena itu kami medesak masyarakat internasional untuk turut melaksanakan resolusi ini," ujar pernyataan Gedung Putih, Senin (7/8).
Resolusi yang dirancang oleh AS membuat tidak diizinkannya ekspor sejumlah barang tambang di antaranya batu bara, besi, dan bijih besi. Kemudian, makanan laut juga tidak diperbolehkan untuk diekspor dari Korut. Selain itu, jumlah pekerja dari negara yang dipimpin Kim Jong-un itu yang bekerja di luar negeri juga tidak dapat diperbanyak.
Dengan demikian, pendapatan ekpor yang dimiliki negara terisolasi itu dapat berkurang hingga 3 miliar dolar AS. Dewan Keamanan PBB telah memberikan sanksi terhadap Korut atas uji coba program nuklir yang dilakukan sejak 2006. AS juga telah meluncurkan strategi untuk bekerja sama dengan Cina, sekutu utama Korut. Washington berupaya melakukan tekanan dengan menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan-perusahaan Negeri Tirai Bambu yang melakukan bisnis dengan Pyongyang. Pekan lalu, Trump juga telah menandatangani undang-undang untuk meningkatkan sanksi terhadap Korut.
Selama ini, Korut mengatakan pengembangan program nuklir merupakan alat pertahanan utama. Namun, sejumlah negara di kawasan Semenanjung Korea khususnya Korsel dan Jepang juga merasa khawatir karena menjadi ancaman utama serangan rudal dan senjata berbahaya lainnya.
Serangkaian uji coba perangkat nuklir, termasuk juga rudal balistik dilakukan oleh Korut. Kali ini, uji coba Peluru Kendali Balistik Antar Benua atau ICBM yang diklaim sukses pertama kali dilakukan pada 4 Juli lalu. Saat itu, rudal yang disebut dengan nama Hwasong-14 tersebut juga dikatakan mampu membawa hulu ledak nuklir besar dan menjangkau daratan AS, khususnya wilayah Alaska.