REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonomi Indonesia pada kuartal II 2017 dibanding kuartal II 2016 (year on year) tumbuh 5,01 persen. Pertumbuhan didukung oleh hampir semua lapangan usaha kecuali pengadaan listrik-gas, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib yang mengalami penurunan masing-masing sebesar 2,53 persen dan 0,03 persen.
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh informasi dan komunikasi sebesar 10,88 persen, diikuti jasa lainnya sebesar 8,63 persen, dan transparansi pergudangan sebesar 8,37 persen.
''Pertumbuhan 5,01 masih di bawah ekspektasi, tapi lumayan bagus kalau mempertimbangkan pereknomian global. Kita memang berada di bawah Cina, tapi di atas Amerika 2,1 persen, singapura, 2,5 persen,'' kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suharyanto, dalam konferensi persnya, Senin (7/8).
Meski demikian, pertumbuhan ekonomi terlihat stagnan jika dibandingkan dengan kuartal I 2017, yang juga sebesar 5,01 persen. Namun, angka tersebut justru anjlok jika melihat berdasarkan pertumbuhan secara year on year (yoy), dimana pada kuartal II 2016 ekonomi tumbuh sebesar 5,18 persen.