Senin 07 Aug 2017 16:28 WIB

Jenguk Keluarga Zoya, Menag Siap Bantu Pendidikan Anaknya

Menag Lukman Hakim Saifudin dan Ketua DPD Parta Golkar Jabar Dedi Mulayadi mengunjungi rumah duka Zoya
Foto: dok. Kemenag.go.id
Menag Lukman Hakim Saifudin dan Ketua DPD Parta Golkar Jabar Dedi Mulayadi mengunjungi rumah duka Zoya

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyempatkan diri menjenguk keluarga Muhammad Alzahra alias Zoya di kediamannya di Bekasi. Tiba sekitar pukul 09.00 WIB, Menag diterima oleh istri Azoy, Siti Zubaedah beserta keluarganya.

Dalam kesempatan itu, Lukman membesarkan hati istri almarhum yang sedang hamil. Menag juga menyediakan dirinya untuk menanggung biaya pendidikan putra almarhum.

"Insya Allah, jika keluarga almarhum mengijinkan, saya akan menanggung biaya pendidikan anak almarhum," tutur dia, di Bekasi, Senin (07/08).

Lukman mengaku, kehadirannya ke Bekasi untuk menyampaikan belasungkawa dan rasa sedih mendalam atas peristiwa yang menimpa almarhum. "Saya berharap peristiwa yang sama tidak terulang. Tindakan persekusi tidak dapat dibenarkan,” katanya.

“Saya harap tindakan ini bisa diproses secara hukum dan kita semua bisa sama-sama mengambil pelajaran atas musibah yang menimpa keluarga Siti Zubaedah,” sambung Menag.

Muhammad Alzahra alias Zoya dibakar hidup-hidup di Kampung Muara Bakti, RT012/07, Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Rabu (2/8) malam. Dia dituding telah mencuri amplifier di mushalla.

Setelah ditelusuri, Zoya ternyata bukan pencuri. Saat itu, dia yang berprofesi sebagai tukang service televise ini hanya menumpang shalat di mushala. Dia memang membawa amplifier, tapi itu miliknya yang akan dia antar ke rumah bosnya. Amplifier itu sengaja dia bawa ke dalam mushalla karena khawatir hilang jika tetap ditaruh di motor.

Tampak datang juga ke kediaman Azoy, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

sumber : kemenag.go.id
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement