REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan partainya berlandaskan nasionalisme dan religius. Landasan partai ini cenderung sama dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sehingga peluang koalisi keduanya sangat terbuka lebar.
Dedi pun menepis anggapan dua partai ini tidak diminati masyarakat Jawa Barat. Terbukti dari perolehan kursi di legislatif yang besar dan hasil survei yang menunjukkan elektabilitas dua partai ini terbilang positif. "//Branding yang dibangun dalam pikiran orang seolah-olah bahwa PDIP dan Golkar ini tidak mendapat tempat di masyarakat Jawa Barat pasca-DKI. Padahal berdasarkan riset PDIP dan Golkar memiliki elektabilitas paling tinggi dibanding yang lain. Jadi PDIP dan Golkar masih dapat tempat yang sangat baik dalam pikiran masyarakat Jabar," kata Dedi usai menggelar pertemuan dengan pengurus DPD PDIP di Kota Bandung, Rabu (9/8).
Menurutnya partai nasionalis bukan berarti mengesampingkan nilai-nilai agama. Dua nilai tersebut saling berkolaborasi sama halnya dengan landasan Pancasila. Termasuk Partai Golkar dan PDIP. "Kita juga partai yang memiliki semangat religiusitas," ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua DPD PDIP Jawa Barat TB Hasanudin meminta tidak ada perbedaan partai nasionalis dengan agamis. Keduanya bisa berkolaborasi dengan semangat Pancasila dalam menjalankan visi misi membangun kesejahteraan masyarakat.
"Kita akan memperhatikan yang namanya aplikasi dari pancasila itu. Masalah kerakyatan kebangsaan ideologi itu platform kami. Ini sesuai dengan roh Pancasila," kata dia.
Ia pun optimistis PDIP dan Golkar bisa memenangkan suara masyarakat dalam Pilkada serentak di 16 kota kabupaten di Jawa Barat. Termasuk Pilgub Jawa Barat 2018 mendatang.