REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut catatan sejarah, Kerajaan Campa didirikan pada 192. Negara ini mencapai puncak kejayaannya sekitar tujuh abad kemudian. Pada masa itu, perekonomian Kerajaan Campa termasuk paling makmur di Asia Tenggara lantaran ditopang oleh perdagangan maritimnya yang kuat.
“Sejak abad ke-9, kekuatan politik dan kebudayaan orang Campa praktis mendominasi Vietnam Selatan selama seribu tahun,” tulis sejarawan asal AS, Ernest C Bolt Jr, dalam salah satu jurnal yang diterbitkan Universitas Richmond, Virginia, pada 1997.
Hampir separuh dari usia Kerajaan Campa dipengaruhi oleh corak Hindu. Namun, sejak abad ke-10 hingga seterusnya, perdagangan maritim bangsa Arab membawa pengaruh budaya dan agama Islam yang kuat di negeri tersebut.
Ilmuwan geografi asal Arab yang hidup antara abad ke-13 dan ke-14, Syamsuddin al-Dimasyqi, menuturkan, Islam mulai masuk ke Campa sejak dunia Arab berada di bawah pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib RA.
Pada masa-masa selanjutnya, banyak pula kaum Muslimin yang melarikan diri ke Negeri Cham karena merasa tidak cocok dengan penguasa Dinasti Umayyah. Para pelarian itu kemudian membangun interaksi yang baik dengan penduduk setempat. “Sejak itulah masyarakat Campa berbondong-bondong memeluk Islam,” tutur al-Dimasyqi.
Arkeolog dari Universitas Miami AS, Robert S Wicks, menuturkan, salah seorang dari raja Campa menyatakan masuk Islam antara 1607 dan 1676. Selama periode ini, Islam pun menjadi corak dominan masyarakat Cham.