Ahad 13 Aug 2017 17:58 WIB

Susi Ingin Santri Pesantren Gemar Makan Ikan Supaya Pintar

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kanan) dan Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid (tengah) menebar benih ikan lele sistem bioflok di SMA Trensains Tebuireng di Desa Jombok, Ngoro, Jombang, Jawa Timur, Ahad (13/8).
Foto: ANTARA FOTO/Syaiful Arif
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kanan) dan Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid (tengah) menebar benih ikan lele sistem bioflok di SMA Trensains Tebuireng di Desa Jombok, Ngoro, Jombang, Jawa Timur, Ahad (13/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ingin agar pesantren di Indonesia bisa mandiri di sektor perikanan. Kemandirian itu sebagai upaya mencukupi kebutuhan protein untuk para santri sehingga mereka bisa menjadi generasi yang cerdas.

"Kami ingin agar para santri bisa mendapatkan cukup asupan ikan, asupan protein untuk anak-anak supaya pintar. Bangsa indonesia menjadi bangsa yang kompetitif sama pintarnya dengan orang luar (negeri)," katanya saat berkunjung ke SMA Trensains Tebuireng, Pondok Pesantren Tebureng II, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Ahad (13/8).

Menteri Susi yang ditemui dalam acara penebaran perdana benih ikan lele sistem bioflok tersebut mengatakan, pemerintah memang sengaja memberikan bantuan ikan lele pada sejumlah pondok pesantren di Jawa Timur. Pondok pesantren menjadi salah satu tujuan, sebab di tempat tersebut santri tinggal. "Banyak anak-anak di situ, anak-anak bangsa. Kami juga ke sekolah, tapi sekolah kadang hanya jam kerja saja, sehingga kami sementara ke pondok karena anak-anak 'full' di situ," tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, ia ingin agar anak-anak Indonesia menjadi anak yang lebih cerdas. Saat ini tuntutan globalisasi dan kompetisi di dunia semakin berat, sehingga memang sudah saatnya memulai dengan kerja keras dan spirit yang tidak boleh melemah.

"Manusia Indonesia harus dipersiapkan dengan lebih baik untuk menjadikan manusia yang lebih kuat, lebih punya semaangat dan punya prinsip serta tujuan dalam hidupnya, terutama dari menjaga arus pengaruh idiologi aliran yang bisa mengganggu ketenangan hidup berbangsa dan bernegara," ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, agama memang menjadi pilar penting yang akan tetap menjaga norma aturan serta etika hidup berbangsa, berkomunikasi dan juga tata negara. Untuk itu, ia menyebut tanpa agama yang kuat, negara akan kehilangan arah, stabilitas politik dan ekonomi menjadi tidak baik.

Susi menambahkan, pondok pesantren juga merupakan cikal bakal pendidikan selain sekolah umum. Ia pun optimistis, dengan pondok pesantren akan lebih mengintensifkan dan mempunyai waktu lebih banyak dalam mengaplikasikan beragam pelatihan.

Ia juga mengatakan, untuk saat ini pemerintah memberikan bantuan berupa sistem budi daya bioflok. Dengan sistem itu, diharapkan pesantren bisa membuat budi daya ikan, untuk kecukupan gizi bagi para santri. Diharapkan tingkat konsumsi makan ikan juga lebih tinggi, bisa makan 1 kilogram per pekan, sehingga dalam satu tahun tingkat konsumsinya bisa sampai 50 kilogram per anak, sedikit di atas target pemerintah 46 kilogram per anak per thun.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Susi juga menyerahkan bantuan program gerakan pakan mandiri kelompok budi daya ikan dan pondok pesantren, bantaun pakan, sarana pengolahan, bantuan sarana budi daya lele sistem bioflok untuk 21 penerima pondok pesantren se-Jatim, dengan total nilai sekitar Rp 6,8 miliar.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement