Selasa 15 Aug 2017 09:30 WIB

Kim Jong-un Jelaskan Rencana Serangan Rudal ke Guam

Rep: Puti Almas/ Red: Bilal Ramadhan
Foto rilis dari pemerintah Korea Utara menggambarkan Kim Jong Un meninjau percobaan rudal balistik jarak jauh  Hwasong-12 (Mars-12) diluncurkan militer Korea UtaraKC
Foto: KCNA/Reuters
Foto rilis dari pemerintah Korea Utara menggambarkan Kim Jong Un meninjau percobaan rudal balistik jarak jauh Hwasong-12 (Mars-12) diluncurkan militer Korea UtaraKC

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara (Korut) memberitahu rencana dalam meluncurkan serangan rudal ke Guam, salah satu wilayah Amerika Serikat (AS). Negara itu sebelumnya mengatakan akan menembakkan senjata tersebut pada pertengahan bulan ini.

Pekan lalu, tepatnya pada 10 Agustus Korut mengatakan setidaknya ada empat rudal yang hendak ditembakkan ke Guam. Di wilayah yang menjadi salah satu basis militer dan rumah bagi 6000 personil tentara AS itu, rudal dengan jenis Hwasong-12 akan dikirimkan.

Langkah Korut tersebut bertujuan membalas AS atas pernyataan Presiden Donald Trump yang memberi peringatan kepada negara terisolasi itu dengan mengatakan api dan amarah. Meski demikian, Kim Jong-un saat ini mengatakan bahwa ia terlebih dahulu hendak mengawasi tindakan AS, sebelum meluncurkan rudal untuk menyerang seluruh Guam.

"AS yang menjadi negara pertama dapat membawa banyak peralatan nuklir strategis kepada kami, jadi pertama kami harus membuat keputusan yang tepat dan melalui tindakan jika ingin ketegangan di Semenanjung Korea berkurang," ujar Kim Jong-un dilaporkan oleh kantor berita resmi Korut KCNA, Selasa (15/8).

Kim Jong-un juga mengatakan pertimbangan ini bertujuan mencegah bentrokan militer yang berbahaya. Karena itu, ia sepenuhnya harus mengawasi tindakan AS sebelum akhirnya membulatkan keputusan untuk meluncurkan rudal ke Guam.

Ketegangan antara Korut dan AS telah terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Ancaman program nuklir Korut sebelumnya diperingatkan oleh Trump dapat dibalas dengan tindakan keras berupa aksi militer.

Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah kapal kelompok angkatan laut dari negara adidaya itu juga telah ditempatkan di Semenanjung Korea sebagai langkah antisipasi. Kemudian, uji coba rudal yang terus dilakukan membuat  AS mengatakan bahwa masa dialog dengan Korut telah berakhir.

AS dilaporkan telah menerbangkan dua pesawat yang mampu meluncurkan bom B-1B supersonik di atas Semenanjung Korea. Kemudian, jet milik Jepang dan Korea Selatan (Korsel) juga bergabung, seperti apa yang diminta oleh Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley bahwa dua negara itu harus berbuat lebih banyak dengan adanya uji coba rudal terbaru Korut yang berjenis Hwasong-14.

Selama ini, Korut mengatakan pengembangan program nuklir merupakan alat pertahanan utama. Namun, sejumlah negara di kawasan Semenanjung Korea khususnya Korsel dan Jepang juga merasa khawatir karena menjadi ancaman utama serangan rudal dan senjata berbahaya lainnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement