Rabu 16 Aug 2017 07:43 WIB

Kokok Ayam Kukuak Balenggek Solok Semakin Jarang Terdengar

Red: Nur Aini
Ayam jantan berkokok
Foto: timurlombok.com
Ayam jantan berkokok

REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK -- Bupati Solok, Sumatera Barat, Gusmal mengajak masyarakat setempat memelihara "ayam kukuak balenggek" atau jenis ayam kokok bertingkat untuk melestarikan dan melindungi ayam khas lokal itu dari kepunahan.

"Ayam jenis kukuak balenggek merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari Kecamatan Payung Sekaki dan Tigo Lurah daerah setempat," kata Bupati Solok Gusmal di Arosuka, Rabu (16/8).

Dia menjelaskan ayam ini merupakan keturunan dari persilangan ayam hutan merah dengan ayam kampung setempat, sehingga suara dan tingkatan kokoknya sangat khas dan hanya ada di Solok. "Ayam ini belum pernah ditemukan di daerah lain di Indonesia maupun dunia. Ayam ini tergolong ke dalam ayam penyanyi, karena mempunyai suara kukuak yang merdu dan enak didengar," katanya.

Menurutnya, ayam jenis ini perlu dilestarikan karena merupakan kekayaan sumber daya genetik ternak Indonesia yang perlu dilindungi. "Pemerintah daerah sangat berkepentingan untuk melestarikan dan melindungi jenis ini, apalagi ayam kukuak balenggek merupakan maskot Kabupaten Solok yang patungnya ada di taman kota depan kantor bupati," ujarnya.

Selama ini minat masyarakat untuk memelihara jenis ayam ini semakin menurun, malah ayam jenis ini telah banyak dibawa keluar daerah sehingga populasinya terus berkurang. Ia mendorong upaya tumbuh kembangnya penangkar ayam kukuak balenggek, meningkatkan gairah para penggemar ayam tersebut, serta memperkenalkan ayam kukuak lebih luas kepada masyarakat.

Sementara itu peneliti ayam kukuak balenggek, Firda Harlina, mengatakan ada tiga tingkatan kokok untuk jenis ayam ini. Pertama Ayam Boko yang suara lenggeknya sekitar 3-5 kali, kedua Ayam Landik lenggeknya 5-7 kali, dan ketiga jenis istimewa 7 kali atau lebih.

Ia menjelaskan dalam lomba ayam kokok balenggek, kriteria penilaian biasanya melihat asal-usul genetiknya, suara kokoknya, jumlah kokoknya, dan penampilan keseluruhan. Menurutnya, sejak 2009 populasi ayam ini terus berkurang sehingga perlu usaha pemerintah daerah untuk menggali, menangkar, dan mempertahankan genetik ayam ini dari kalangan peternak

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement