REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pahlawan asal Tasikmalaya, KH Zaenal Mustofa kembali dihadirkan pada peringatan HUT Kemerdekaan ke-72 RI di Lapang Dadaha, Kota Tasikmalaya, Kamis (17/8). Namun, bukan merupakan kehadiran sosok fisiknya, melainkan cerita perjuangannya dalam balutan sosiodrama.
Danramil 1203 Kawalu sekaligus penanggung jawab sosiodrama, Mayor Inf Tatang Basujata menyebutkan, ada setidaknya 150 orang yang disertakan. Para peserta terdiri dari anggota TNI, Satpol PP dan pelajar dengan arahan drama dari Balai Budaya Mahardika. Proses latihan hanya memakan waktu sepekan.
"Ada latihan parsial atau gabungan selama sepekan terakhir, tapi latihan gabungan cuma tiga hari sebelumnya saja, padahal idealnya latihan seharusnya tiga bulan. Tapi motivasi kuat untuk beri pertunjukan ini," katanya di sela-sela pementasan, Kamis.
Pemilihan cerita dalam sosiodrama pun tak main-main karena memilih pahlawan asli Tasikmalya, KH Zaenal Mustofa. Ia merupakan pahlawan yang terkenal dengan ketegasannya menentang penjajah. Apalagi latar belakang pesantren tak membuatnya abai terhadap nasib bangsa Indonesia.
"Inti cerita tentang pesantren Sukamanah mendapat gangguan dari penjajah, lalu ada perlawanan sampai akhirnya beliau ditangkap, diinterogasi dan dihukum mati. Sosiodrama ini supaya tidak melupakan sejarah mengangkat kearifan bahwa pernah terjadi perjuangan dan pembetontakan yang besar," ujarnya.
Tak ada kesulitan berarti selama proses latihan hingga pementasan. Hanya saja, latar belakang peserta yang berbeda membuat harus ada penguatan koordinasi. "Kan ada dari sejumlah kesatuan, jadi akhirny akomunikasi melalui komandannya masing-masing supaya berjalan baik," ucapnya.