REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Ribuan karyawan PT Freeport Indonesia dan perusahaan subkontraktornya yang selama ini mogok kerja di Timika, Papua beserta istri mereka hingga Sabtu (19/8) malam masih memblokade ruas jalan utama yang menghubungkan Timika ke Tembagapura. Lokasi pemblokiran itu tak jauh dari Check Point 28.
Imbauan Kapolres Mimika AKBP Victor Dean Mackbon bersama Ketua DPRD Mimika Elminus Mom agar karyawan mogok segera kembali ke rumah masing-masing dan segera mengosongkan akses jalan Freeport tersebut tidak diindahkan massa. Sekalipun, Kapolres Mimika mengancam akan membubarkan secara paksa, namun massa bersikeras tidak mau meninggalkan lokasi itu.
"Kami tidak mau bergeser dari sini. Silahkan DPRD dan aparat keamanan hadirkan manajemen PT Freeport di tempat ini. Kami sudah lima bulan menderita tidak menerima gaji karena dipecat sepihak oleh perusahaan. Kami minta Freeport segera menyelesaikan persoalan ini sekarang juga," teriak sejumlah karyawan mogok.
Ketua DPRD Mimika Elminus Mom kepada massa menyampaikan bahwa kalangan dewan setempat segera menyurati manajemen PT Freeport untuk menyelesaikan masalah pemogokan ribuan karyawan yang telah berlangsung sejak April dan Mei lalu. "Kami harus punya dasar untuk memanggil Freeport. Malam ini juga kami akan menyurati Freeport. Kalau mereka tidak datang, ada aparat keamanan yang bisa membawa paksa mereka," kata Elminus.
Sambil menunggu proses negosiasi dengan manajemen PT Freeport, Elminus mengajak karyawan mogok untuk kembali ke rumah. Namun, permintaan tersebut secara tegas ditolak massa karyawan mogok.
Elminus meminta karyawan mogok agar tidak memperluas aksi pengrusakan dan pembakaran fasilitas milik Freeport dan menjaga keamanan agar jangan sampai aksi mereka ditunggangi oleh pihak-pihak lain.
Kapolres Mimika AKBP Victor Mackbon mengancam akan membubarkan secara paksa aksi anarkistis yang dilakukan oleh karyawan mogok. "Saya memberi waktu sampai pukul 17.30 kepada saudara-saudara untuk meninggalkan tempat ini. Lebih baik saudara-saudara kembali ke rumah. Toh ada perwakilan saudara-saudara yang akan bertemu dengan manajemen Freeport yang difasilitasi DPRD Mimika," imbau Kapolres Mimika.
Namun, imbauan tersebut sontak ditolak tegas oleh karyawan mogok. "Tidak. Kami tetap berada di sini. Kami tidak mau ditipu lagi. Sudah berbulan-bulan kami diperlakukan tidak adil, mengapa pemerintah dan aparat tidak melihat penderitaan kami sebagai rakyat tetapi hanya mempedulikan kepentingan Freeport," teriak para karyawan.
Hingga Sabtu (19/8) malam sekitar pukul 19.00 WIT, massa masih menduduki ruas jalan poros utama Pelabuhan Amamapare-Timika-Tembagapura tak jauh dari Check Point 28 Timika itu. Sebelumnya, pada Sabtu siang sekitar pukul 14.20 WIT, massa karyawan mogok menyerbu pos sekuriti di Check Point 28, samping Bandara Mozes Kilangin Timika.
Massa membakar sebuah mobil Toyota LWB di belakang pos sekuriti Check Point 28 dan merusak fasilitas pos tersebut. Massa terus bergerak ke ruas jalan poros Freeport yang menghubungkan Pelabuhan Amamapare-Timika-Tembagapura dan merusak dua unit truk trailer kontainer dan truk tangki air serta sebuah alat berat.
Akibat pembakaran itu, asap tebal hitam membumbung tinggi di lokasi itu. Tidak itu saja, massa menebang pohon di pinggir jalan untuk menutup akses jalan tersebut.
Sejumlah sepeda motor karyawan yang masih bekerja yang diparkir tak jauh dari pos sekuriti Check Point 28 juga ikut dirusak dan dibakar oleh massa.
Hingga Sabtu malam, karyawan mogok terus berdatangan ke Check Point 28 dan ruas jalan poros Pelabuhan Amamapare-Timika-Tembagapura. Di lokasi itu, karyawan mogok mendirikan tenda. Guna mencegah terjadi berlanjutnya aksi anarkistis oleh karyawan mogok, ratusan anggota Brimob dan TNI bersiaga di sekitar lokasi itu dilengkapi dengan kendaraan baracuda dan panser.