Senin 21 Aug 2017 19:25 WIB

MPI PP Muhammadiyah Gelar Temu Netizen 2017

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Fernan Rahadi
Muhammadiyah
Foto: wikipedia
Muhammadiyah

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perkembangan perantara komunikasi sebagai alat penghubung manusia sudah tidak dapat dibendung lagi. Munculnya berbagai media sosial (medsos) sebagai wadah pertukaran informasi bagi para penggunanya secara real-time merupakan salah satu hasil dari kemajuan sistem komunikasi saat ini. 

Misalnya saja di Indonesia terdapat 88,1 juta orang pengguna internet berdasarkan data tahun 2016 dari sebuah perusahaan riset, We Are Social. Menyadari dampak besar dari perkembangan informasi yang dibawa oleh medsos, Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggelar acara Temu Netizen Muhammadiyah Se-Indonesia demi menghadapi tantangan zaman tersebut.

Acara yang dilaksanakan pada hari Sabtu (19/8) di Ruang Sidang Utama AR Fachruddin A tersebut mengangkat tema konsolidasi dan pengembangan jaringan. Pada forum tersebut membahas langkah-langkah Muhammadiyah dalam rangka menyambut era digital dan kemajuan teknologi informasi terkini.

"Tujuan dari pertemuan kita kali ini adalah untuk membentuk forum konsolidasi netizen yang dimiliki Muhammadiyah. Dalam forum ini kita juga akan merumuskan kode etik dalam berinteraksi menggunakan medsos dan sistem pengembangan jaringan yang sudah dimiliki Muhammadiyah," ujar  Ketua MPI PP Muhammadiyah, Dadang Kahmad,

Hingga Januari 2017, tercatat ada sebanyak 106 juta orang pengguna medsos di Indonesia. Dari data tersebut hampir separuh rakyat Indonesia kini telah memanfaatkan medsos sebagai sarana komunikasi. "Muhammadiyah ini sudah berdiri sejak lebih dari satu abad yang lalu, dan tampaknya kita tidak bisa menghindar dari implikasi dan impact dari munculnya media sosial. Untuk itu Muhammadiyah juga perlu beradaptasi dengan perkembangan zaman," ucapnya.

Contohnya saja pada kasus yang menimpa Menteri Pendidikan, Muhadjir Effendy, begitu banyak medsos yang menyerangnya mengenai kebijakan yang ditetapkan. Ia pun menilai, Muhammadiyah seharusnya juga mampu untuk memanfaatkan medsos sebagai alat untuk membantu beliau dengan membentuk kontra-opini.

"Selain itu, forum kita ini juga merumuskan program dan strategi dakwah di dunia maya oleh Muhammadiyah," kata dia. Ini berkaca pada banyaknya berita-berita yang mengarahkan pada informasi palsu (hoax). Dimana berita tersebut kadang dapat membuat dan mengarahkan pengguna medsos pada opini yang mengadu domba.

Untuk menghindari hal tersebut, Muhammadiyah perlu memberikan aturan dalam berdakwah melalui medsos. Salah satunya adalah menggunakan surat An-Nuur ayat 1 hingga 10, yang ayat tersebut menyerukan agar kita harus melakukan tabayyun ketika mendapati berita-berita yang meragukan.

Dalam agenda ini juga dilaksanakan pembentukan cyber army untuk netizen Muhammadiyah. Pembentukan cyber army ini adalah untuk mendukung Muhammadiyah melakukan tabayyun, dan bukan untuk balik menyerang dengan berita negatif maupun kasar.

"Jadi yang kita lakukan adalah membuat sebuah counter opinion agar netizen bisa memilah sendiri kebenaran yang ada," tutupnya.

Pada pertemuan yang diadakan tersebut, juga diselenggarakan agenda Kopdarnas Jarimu (Kopi Darat Nasional Jaringan Radio Muhammadiyah) yang diadakan di Ruang Komisi Gedung AR Fachruddin A UMY.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement