Kamis 24 Aug 2017 19:59 WIB

Inilah Fokus Pengelolaan Zakat Muhammadiyah

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Fernan Rahadi
Lazismu
Foto: muhammadiyah.or.id
Lazismu

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketimpangan ekonomi di Indonesia masih cukup ting­gi, demikian pula dengan pemerataan pertumbuhan daerah. Pasalnya, kesejahteraan masih terpusat di beberapa daerah tertentu dan hanya dikuasai oleh segelintir orang.

Salah satu cara untuk meminimalisir ketimpangan itupun telah diajarkan dalam Islam, melalui zakat, infak, dan sede­kah. Namun, tentu memberi yang baik bukan hanya sekadar memberi, namun harus tepat sasaran dan tepat guna. Oleh karena itu, diperlukan Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Se­dekah (Lazis).

Hal itu pun telah dilakukan oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dengan membentuk Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) pada 2002. Ketua Badan Pengurus Lazismu, Hilman Latief, mengatakan meski dibentuk oleh organisasi masyarakat (ormas), namun setiap program yang dilakukan menyasar pada masyarakat luas.

"Penerima manfaat tak harus dari Muhammadiyah, bahkan, penerima manfaat pun tak harus beragama Islam," kata Hilman, Selasa (22/8). Karena, ia menilai, kemiskinan itu tak mengenal ormas dan agama.